Sandiaga: Ekonomi Indonesia Tumbuh tapi Cari Kerja Susah Banget

Sandiaga Uno. (dok)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, hajinews.id – Tokoh nasional yang juga pengusaha, Sandiaga Uno, mengatakan mencari kerja di Indonesia susah padahal ekonominya tumbuh. Hal tersebut, menurut Sandiaga, karena tidak adanya link and match antara dunia usaha dengan tenaga kerja.

Nyari kerja susah nggak? Susah banget. Padahal ini ekonomi berkembang, tapi nggak ada link and match,” ujar Sandiaga dalam acara Edutech 2020 di Jakarta, Ahad (9/2/2020).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Sandiaga menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa menembus 6% lebih. Syaratnya, pemerintah harus bisa lebih banyak mengeluarkan regulasi yang memudahkan para wirausahawan.

Dengan mengakomodir para wirausaha, tambah Sandi, bisa saja membantu mendorong pertumbuhan ekonomi ke 6%. “Indonesia ekonominya itu tumbuh pesat, sekarang ini 5% ya. Kita bisa bertumbuh lebih tinggi di atas 6% asalkan ada kebijakan yang pro entrepreneur,” jelas Sandiaga.

Lebih lanjut Sandiaga meminta para generasi milenial untuk banyak belajar mengenai wirausaha. Pasalnya, Indonesia merupakan negara dengan potensi pasar besar hingga 2045.

“Milenial mau maju nggak? Kalau mau harus ngerti entrepreneur, pasarnya kita ini berkembang pesat sampai tahun 2045,” tuturnya.

Sandiaga mengaku khawatir jika milenial tidak mengambil potensi pasar dengan memperbanyak produk dalam negeri dengan berwirausaha, maka Indonesia akan dibanjiri produk impor.

“Kalau milenial nggak nangkep (potensi pasar) ini, maka akan datang banyak barang dari luar negeri. Bisa kalah produk dalam negeri kita,” tegas Sandiaga yang juga politisi ini.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2019 mengalami anomali atau kelainan. Menurut dia, anomali yang terjadi cenderung ke arah positif. Sebab, dengan anomali tersebut Indonesia  justru mampu mempertahankan pertumbuhan di kisaran 5 persen di tengah kondisi ekonomi global yang sedang lesu.

Badan Pusat Stastistik (BPS) mencatat ekonomi dalam negeri  tumbuh 5,02 persen pada sepanjang 2019 kemarin. Realisasi pertumbuhan itu merosot dibandingkan 2018 yang masih bisa tumbuh sebesar 5,17 persen. “Cerita atau kisah dari Indonesia ini adalah anomali dari gambaran global. Karena, pertumbuhan ekonomi kita mencatatkan angka 5 persen. Ini historis bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia sendiri,” ujar Sri Mulyani di Jakarta, Rabu (5/2/2020).

Sri Mulyani mencermati pertumbuhan ekonomi Indonesia ditopang sektor konsumsi dalam negeri. Karenanya, ia menyatakan pemerintah akan mempertahankan dan melanjutkan kebijakan yang mendorong konsumsi sebagai penopang pertumbuhan ekonomi.

“Kebijakan yang perlu dipertahankan adalah untuk menunjang pertumbuhan ekonomi yang mendukung pada penciptaan lapangan kerja dan menuntaskan kemiskinan,” kata mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini.

Untuk diketahui, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang pernah ditargetkan oleh Presiden Jokowi Widodo bisa mencapai 7% gagal. Jangankan ekonomi tumbuh 7%, untuk keluar dari rata-rata 5% saja masih sulit sampai sekarang. Target pertumbuhan ekonomi kini meleset lagi. Tahun 2019 pemerintah memprediksi ekonomi tumbuh 5,3%, nyatanya hanya bisa tumbuh 5,02% saja.

Apalagi, pertumbuhan ekonomi 2019 ini juga lebih rendah dibandingkan 2018 yang sebesar 5,17%. “Pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,02% untuk the whole year,” ungkap Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto di Gedung BPS Jakarta, Rabu (5/2/2020). (rah/berbagai sumber)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *