Warga Singapura Panik, Bank Sentral Waspadai Penarikan Dana Massal

Monetary Authority of Singapore/MAS. (Reuters)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, hajinews.id – Otoritas Moneter Singapura (Monetary Authority of Singapore/MAS) meminta lembaga keuangan di negara itu untuk bersiap mengelola setiap peningkatan permintaan pada layanan keuangan tertentu, seperti penarikan tunai atau layanan keuangan online. Hal tersebut dilakukan seiring dengan meluasnya penyebaran virus corona dan makin banyaknya jatuh korban di Singapura.

Sejauh ini Singapura telah melaporkan 40 kasus yang dikonfirmasi virus corona, dan menaikkan penilaian risiko nya ke tingkat siaga tertinggi kedua pada Jumat (7/2/2020), demikian dilaporkan CNBC International. Negara berpenduduk 5,6 juta orang itu memiliki banyak kasus terkonfirmasi setelah wilayah China.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

MAS yang merupakan bank sentral dan otoritas moneter dan keuangan Singapura juga mengingatkan perusahaan keuangan agar berhati-hati terhadap ancaman keamanan siber. “Ada beberapa kasus pelaku ancaman dunia maya untuk mengambil keuntungan dari situasi Novel Coronavirus (2019-nCoV), untuk melakukan penipuan email, serangan phishing dan ransomware,” sebuat MAS dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir dari CNBC International, Ahad (9/2/2020).

Sejauh ini dilaporkan jumlah korban tewas dari wabah virus corona China terus bertambah dari hari ke hari. Hingga Ahad pagi (9/2/2020), pukul 09.53 waktu Indonesia, korban tewas sudah mencapai 813 orang di dunia, bertambah dari pagi tadi 806 orang. Dari jumlah itu, China sebanyak 811 orang, ditambah 1 Hong Kong dan 1 Filipina.

Semakin bertambahnya korban jiwa terjadi di tengah beberapa wilayah lain juga memberlakukan karantina wajib demi menghentikan epidemi corona yang bikin panik global.

Berdasarkan data Gisanddata per Ahad pagi (9/2/2020), kematian virus corona (nCoV) menjadi 813 orang. Data ini dirangkum dari WHO, CDC, ECDC, NHC, dan DXY. Data ini sama dengan yang disampaikan CNBC International. Jumlah korban corona sudah melewati wabah SARS yang ketika itu menewaskan 774 orang di seluruh dunia selama epidemi Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS) 2002-2003.

Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong, Sabtu (8/2/2020), mengimbau warganya untuk tetap tenang terkait wabah virus corona yang menerpa Singapura. Imbauan tersebut disampaikan melalui video YouTube yang diunggah oleh Prime Minister’s Office, Singapore.

Dalam video berdurasi 3,55 menit itu warga Singapura diminta untuk tidak panik, termasuk tak melakukan aksi memborong barang kebutuhan secara berlebihan. “Jangan beli kebutuhan pokok dan makanan secara berlebihan,” seru PM Lee, dalam video tersebut.

PM Lee juga mengimbau warga Singapura tak menyebar berita-berita palsu dan saling menuduh. Ia pun meminta warganya tetap menjaga kebersihan dan selalu mengikuti petunjuk pemerintah dan beraktivitas seperti biasa dengan tetap waspada. “Kita dulu pernah mengatasi virus SARS, kini kita lebih siap menghadapi virus baru ini,” ujar PM Lee mengingatkan.

Lebih jauh dia juga mengapresiasi para petugas-petugas medis terdepan yang bertugas mengatasi para korban virus corona di Singapura, juga warga Singapura yang saling membantu.

Pemerintah Singapura resmi menaikkan level waspada virus corona dari kuning menjadi oranye sejak Jumat (7/2/2020), menyusul terjadinya 33 kasus corona di Singapura. Kondisi tersebut membuat masyarakat Singapura meningkatkan kesiagaan, termasuk membeli sejumlah barang dari sejumlah supermarket.

Melansir Strait Times, Sabtu (8/2/2020), banyak supermarket yang kembali mengisi stok baik bahan makanan seperti mie instan, beras hingga tissue. Barang-barang ini diserbu pembeli karena kekhawatiran warga tidak bisa keluar rumah karena meningkatnya level kewaspadaan terhadap virus corona.

Sementara itu Kedutaan Besar Indonesia di Singapura mengimbau warga negara Indonesia di sana untuk menghindari tempat-tempat keramaian. Imbauan ini disampaikan untuk mengantisipasi penularan virus corona (2019-nCoV).

“Semaksimal mungkin menghindari tempat-tempat keramaian bilamana tidak mendesak,” demikian siaran pers KBRI yang disampaikan Kepala Fungsi Pensosbud KBRI Singapura, Ratna Lestari Harjana, Ahad (9/2/2020).

Biasanya setiap Ahad, pekerja migran asal Indonesia berkumpul di ruang publik Singapura. KBRI mengimbau agar WNI memperhatikan sejumlah hal, di antaranya menghindari kontak langsung dengan orang yang sedang sakit atau menunjukkan gejala demam atau gangguan pernapasan dan menjaga kebersihan diri pribadi dengan baik. Apabila WNI merasakan kurang sehat, maka diminta mencari pertolongan medis.

KBRI Singapura juga mengimbau agar seluruh WNI yang ada di Singapura untuk tetap tenang, tidak panik, berhati-hati dan bertindak secara bertanggung jawab. (rah/cnbcindonesia)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *