Faisal Basri: Lupakan Dulu Ekonomi, Fokus ke Penanganan Corona

Faisal Basri. (Ist)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, hajinews.id – Ekonom senior dari Institute of Development Economics and Finance (Indef), Faisal Basri, menekankan pemerintah saat ini harus fokus dulu mengatasi wabah virus corona atau COVID-19 ketimbang memikirkan soal masalah ekonomi.

Faisal menegaskan, sebab nasib perekonomian Indonesia sangat bergantung pada seberapa cepat pemerintah menghentikan penyebaran corona. “Ekonomi saat ini nasibnya tergantung penanganan virus. Lupakan dulu ekonomi fokus ke penanganan virus,” kata Faisal, Jumat (27/3/2020).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Menurut Faisal dalam kondisi seperti ini pemerintah tidak punya pilihan lain, selain secepatnya memberlakukan karantina wilayah sembari mempercepat pendeteksian corona. “Hampir tak ada pilihan karena kita menghadapi kurva yang seperti roket,” ujar Faisal.

Dengan penanganan yang cepat dan tepat, kata Faisal, yang membuat corona bisa mereda maka kepercayaan pelaku ekonomi otomatis bakal naik sehingga pemulihan ekonomi bisa lebih cepat dilakukan.

Faisal mencontoh India yang kasus coronya lebih kecil dari Indonesia, namun mengambilkan kebijakan lockdown lebih cepat. Dengan demikian ongkos penanganan penyakit itu bisa lebih rendah dan jumlah korban bisa ditekan.

Namun, tak seperti India, dia menilai pemerintah seakan bias untuk menjaga ekonomi. “Seolah ekonomi panglima, ini sejalan dengan akselerasi pertumbuhan, RUU Cipta Kerja dan lainnya, pemerintah lebih menjaga ekonomi,” ujar Faisal.

Lebih lanjut Faisal menegaskan bahwa sembari melakukan penanganan corona dengan melakukan karantina wilayah, pemerintah harus menyiapkan jaring ekonomi untuk menjaga kemampuan masyarakat. Di samping itu, ia mengatakan pemerintah juga sudah waktunya melibatkan para ahli dalam pengambilan kebijakan strategis penanganan corona.

Selain itu, pemerintah pusat disarankan untuk memberi keleluasaan kepada pemerintah daerah dalam mengambil tindakan. Sebab, pemerintah daerah dianggap lebih memahami kondisi masing-masing wilayah. Pemerintah pusat juga bisa mendukung dengan memberi dukungan logistik kepada daerah.

“Berdayakan, sehingga bagaimana identifikasi secepat mungkin dan ambil tindakan tepat. Empower daerah,” tutur Faisal sembari menyarankan agar para relawan dilatih dan dimobilisasi untuk mempercepat penanganan corona di lapangan.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengungkapkan alasan tidak memilih karantina wilayah alias lockdown seperti negara-negara lain untuk mengatasi penyebaran virus corona. “Perlu saya sampaikan setiap negara memiliki karakter, budaya, kedisplinan yang berbeda-beda, oleh itu kita tidak memilih jalan itu,” ujar Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (24/3/2020).

Sementara itu Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan minat usaha tetap tumbuh di tengah pandemi virus corona. Pasalnya, berdasarkan pantauan BKPM, perizinan yang masuk melalui Online Single Submission (OSS) masih cukup konsisten, terutama sepanjang Februari dan Maret 2020.

“Semenjak wabah ini terjadi, BKPM terus mengamati pergerakan kegiatan usaha di lapangan melalui data-data yang masuk ke sistem OSS. Ternyata sejauh ini minat pelaku usaha terpantau stabil. Ini bisa dibuktikan dari rata-rata permohonan NIB (Nomor Induk Berusaha) yang masuk, masih di atas 2.000 per hari,” kata Juru Bicara BKPM Tina Talisa dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (26/3/2020). (rah/berbagai sumber)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *