“Sekeping Surga” Jatuh di Kebon Jeruk

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id,- Tulisan berikut adalah curahan hati seorang jamaah tabligh yang  menemukan pengamalan Islam di Masjid Jami Kebon Jeruk Jakarta Barat. Dari masjid inilah kegiatan tabligh atau dakwah disebar ke seluruh penjuru, mulai dari dakwah tiga hari, sebulan hingga tiga bulan.  

Oleh : Abdurrahman Lubis (Siaran Ulangan)

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Sekeping Surga ? Ya,  serasa kepingan surga Firdaus benar-benar hadir di mesjid Jami Kebun Jeruk, Jakarta.

روضة الجنة مساجدها

Taman Syurga adalah mesjid2-nya.(al Hadis).

Ingat ketika Ibrahim AS dilempar ke unggunan api, Allah SWT kirim sekeping surga,

قُلْنَا يَا نَارُ كُونِي بَرْدًا وَسَلَامًا عَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ

“Kami perintahkan,  hai api, dinginlah engkau dan sejahterakan Ibrahim.”

Nampaknya mereka letih, datang jauh2,  membawa harta dan dirinya sendiri, bahkan meninggalkan segala kepentingan dunia, anak dan isteri,  yang sangat berlawanan dan dipandang berbahaya dan “sesat” oleh sementara orang. Lebih kurang, seperti api yang membakar Ibrahim AS. Padahal Ibrahim dalam suasana surgawi. Anehnya mereka merasa “nyaman” dan “aman” bahkan “nikmat”. Juga seperti suasana “surgawi”,  kasih sayang, saling memuliakan, mendahulukan kepentingan ummat. Sabar dan ishlah (memperbaiki diri).

Di sana ada pak Cecep Firdaus, Amir Jamaah yang sudah agak sepuh, ada Ibnu Faris, ustadz Ali Mahfudzi,  Ustadz Agus Saifuddin, Ustadz Masrohan, H Abdi Wiranto, Ali Medan, Dede Daud, pak Salman, H Jamal, Huzrin Hood,  KH Umar al Fatah, KH Ubaidillah Ahror, (keduanya adalah Kiyai pimpinan Ponpes Al Fatah Temboro).

Di Jakarta ada Ustadz Abdurrahman Lubis, Pak Laily, Pak Yunus, Agus Saad, H Jatmiko, dll.

Para penanggung jawab dakwah dari seluruh Indonesia,  demikian juga, ratusan dan ribuan, keluar masuk jemaah, dari dan ke luar negeri, mendunia, mengglobal. Setiap hari tak henti. Berjalan selama hampir dua generasi.

Apa saja yang mereka buat di mesjid Kebun Jeruk.

Ternyata ada tiga, mereka yang diberi hidayah bimbingan untuk berangkat, mereka yang dimintai kesannya setelah kembali dari perjalanan, dan mereka yang berkhidmad melayani orang dan tamu2 yang keluar masuk. Mereka “mengkopi” jejak kaum Muhajirin dan Anshor yang bekerjasama memperjuangkan agama,Islam, sehingga menghasilkan  hidayah.

Seperti di Mekkah 13 tahun dan di Medinah 10 tahun.

Keutamaan

Mereka tahu kelebihan, pahala. Setiap langkah kanan diangkat derjat, langkah kiri dihapuskan dosa, sejenak iktikaf/berdiam di mesjid dijauhkan 3 parit dari api neraka, satu parit jaraknya antara langit dan bumi. Setiap langkah  dihitung 700,000 ganda.

Malaikat pagi dan sore mendoakan mereka agar jauh dari azab dan dimasukkan keluarganya tujuh keturunan ke syurga.

Lebih ratusan, bahkan ribuan  berkumpul, datang dan pergi, menyebar, ke kampung2, ke kota2, ke lorong2, ke bukit2, ke pelosok2, hampir tak ada lagi tanah di bumi ini yang tidak mereka injak. Mereka tak pernah mengiklankan diri di media massa, tak pernah minta sumbangan dan tak punya rekening dakwah, semua biaya ditanggung pribadi masing-masing.

Dakwah mereka bersenyap senyap. Seperti rayap yang “menggerayangi” tembok, kelihatannya masih kokoh tapi nyatanya sudah “keropok” di bagian dalam. Tembok ibarat “maksiat yang sudah, mendarah  daging,  “melembaga”, di mana-mana orang Islam meninggalkan solat, di  mana2 minum khomar, berjudi, mencuri, korupsi, berbunuhan, dan sebagainya.

Akhirnya, Allah SWT menerima kembali taubat mereka, dan kembali  memperbaiki diri, setelah berbaur dengan  “rayap rayap” jamaah. Anggapan orang mereka seperti “virus”, bahkan di zaman Covid-19 dituding penyebar Corona, mereka diekspose besar2 an, lebih2 oleh TV yang menjadi agennya, agendanya, para taipan.

Meski tudingan itu tak terbukti, berdasarkan  keterangan dokrer yang bertugas, baik di masjid Kebun Jeruk maupun di markas dunia Nizomuddin, “bersih dari Corona”.  Anehnya para pesawat TV yang sudah mengekspose besar2 an, tidak sadar atas kesalahannya, dan tak meralatnya, sebagaimana kaidah Kode Etik Jurnalistik PWI, artinya mereka telah melakukan praktek Trial by The  Pess (Penghukuman oleh pers). Sehingga opini masyarakat  sangat negatif kepada mesjid Kebun Jeruk.

Vitamin :

Ternyata mereka bukan Virus, ibarat “vitamin” yang menyembuhkan sekaligus menguatkan. Dari berbagai lapisan dan latar belakang, mereka ikut dan “melekat” kembali dengan identitas keislaman.

Lihat misalnya, ada Jendral Arif Rahman (kini Dubes Indonesia di Afganistan), ada Jendaral Polisi Anton Bahrul Alam, mantan petinggi di Mabes Polri, ada Marsma Soegiarto, mantan bos Airport Halim PK, ada Jenderal Surya Darma, pernah Kepala Densus 88. Ada DR. Zambri Abdul Kadir, pernah Menteri Besar Perak, Malaysia. Ada Ir. H.Sony Harsono Rahimahullah, mantan Kepala Badan Pertanahan Nasional.

Ada Letkol (CPM) Zulfakar Rahimahullah, sebagai pemimpin pertama jamaah Kebun Jeruk. Letkol Zulfakar wafat dengan upacara militer, sebagai pahlawan, ditembakkan 17 salto di depan mesjid Kebun Jeruk, dimakamkan pemakaman umum Kranggan, Jakarta Timur.

Tentu karena reputasinya yang baik mengemban tugas.

Banyak lagi di antara mujahid dan pejuang dakwah yang tak sempat saya sebutkan satu persatu namanya,  semoga semua mereka  digolongkan sebagai syuhada dan ahli syurga.

Penulis  senantiasa bergaul akrab dengan mereka.

Selain  itu,  di kalangan artis ada Derry Sulaiman, Salman al Jogyawi, di Malaysia, Iwan Syahman. Almarhum Gito Rollies adalah di antara artis senior  yang berubah menjadi Dai yang mujahid. Meninggalnya sedang khuruj 40 hari di Pekan Baru, berjuang di jalan Allah.

Dulu, kurang lebih  100 tahun lalu, kisah kerja ini dimulai dari diri sendiri, kemudian berkembang satu dua orang, berkembang antar daerah, antar propinsi di India, untuk kemudian ke negeri lain  ke luar negeri, dan sekarang  lebih dari 240 negara. Dengan markas pusat di India, lalu Bangladesh dan Pakistan.

Dilihatnya, rumah  dan tanah milik pribadinya, diinfakkan untuk mesjid Bangla Wali, yang kemudian jadi pusat kegiatan dakwah ini.

Pendiri jamaah ini, Maulana Ilyas Rahimahullah, keturunan ke 33 dari Abu Bakar As Siddiq RA, Sahabat Nabi SAW yang menjadi khalifah pertama dan anak perempuannya, Aisyah R.Anha adalah isteri termuda Rasulullah SAW.

Usaha Dakwah yang populer disebut Jamaah Tabligh, ini, kini diteruskan oleh cicit Maulana Ilyas Rahimahullah, atau keturunan ke 36 dari Abu Bakar As Sisdiq RA, siapa lagi kalau bukan Maulana Saad DB.

Risau Ummat

Demikian halnya, kalau penanggungjawab dakwah dari seluruh Indonesia, bertemu, dari semua propinsi. Jika mereka ngumpul, entah di Cikampek, di tanahnya Pak Tommy Soeharto, entah di ponpes Al Fatah Temboro, entah di Medan, mereka bekerja, satu pikir, satu gerak, satu hati. Fii Sabiilillah, di jajan Allah.

Lokasi Cikampek,  yang tadinya adalah tempat menyimpan mobil Timor, “disulap” jadi mesjid raksasa untuk kapasitas 10.000  sd 100 ribu orang  solat berjemaah.

Agaknya perlu mengingat Nabi Muhammad SAW duduk menangis, Arsy pun bergoyang.

Jibril dipanggil Allah SWT, “Temui kekasih-Ku Muhammad,  Sampaikan salam Ku dan tanyakan Apa yang menyebabkannya Menangis…???”

Kenapa  Allah  tak langsung menanyakan kepada Kekasih-Nya…?

Kenapa melalui Jibril…?

Apa rahasianya…?

Allah hendak memberi tahu kepada Jibril, seluruh Malaikat, Jin, Manusia bahkan  kepada seluruh makhluk, bahwa itu adalah مُحَمَد  Muhamnad SAW, Kekasih-Nya

Jibril berkata :

“Yaa Habiballah. Sesungguhnya Allah Tuhan-Mu mengirim salam Kepada-Mu dan menanya  kenapa engkau menangis…?”

“Saya menangis, teringat ucapan terakhir Saudara-Ku

Isa Ibnu Maryam (Nabi Isa AS) sebelum diangkat ke langit

( Al Maidah 118) :

إِنْ تُعَذِّبْهُمْ فَإِنَّهُمْ عِبَادُكَ ۖ وَإِنْ تَغْفِرْ لَهُمْ فَإِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

“Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba-Mu, dan jika Engkau mengampuni mereka, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana.”.

Wahai Jibril,  dengan ucapan Isa bin Maryam ini menandakan Ia berlepas tangan terhadap urusan ummatnya, tak mau bertanggung jawab lagi, semua urusan ummatnya telah di serahkan kepada Allah. Apakah Allah SWT mau menyiksa atau mengampuni.

“Tapi, Saya  tak mau berpisah dengan umatku di dunia sebelum  ada jaminan Allah”,

Muhamnad seperti menagih janji Allah SWT.

Akhirnya Jibril kembali melapor kepada Allah SWT tentang pertemuannya dengan  Muhammad SAW, padahal Allah  lebih Mengetahuinya.

Kemudian Jibril diperintahkan turun kembali dan membawa Surah Ad Dhuhaa.

Setelah Jibril selesai membaca   Mengulang-ulang Ayat 5

وَلَسَوْفَ يُعْطِيكَ رَبُّكَ فَتَرْضَىٰ

“Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau  ridha”.

Muhammad SAW mendengar Jibril mengulang-ulang ayat ini kembali MENANGIS dan tersungkur, lalu …sujud syukur .

Lama  Muhammad SAW dalam Sujud-Nya, menangis, kemudian bangun berhadapan kembali dengan Jibril dan berkata :

Wallahi Yaa Jibril, Walladzii Nafsu Muhammadin Bi Yadihi, Laa Ardha Wa Wahidun Min Ummati Yudzhibu Fiin Naar.

Demi Allah Wahai Jibril, dan Demi Jiwa Muhammad yang Berada Dalam Genggaman Tangan-Nya (Kekuasaan-Nya),

Saya tak  pernah ridha, Saya tidak akan pernah senang, saya tak akan pernah gembira, apa saja yang Allah SWT beri, kalau  di Akhirat masih ada ummatku yang masuk neraka.

“INILAH bentuk kecintaan dan kasih sayang Habibunaa Muhammad SAW Kepada kita  Ummatnya”.

Dalam ayat disebutkan, وما ارسلناك الا كافةللناس بشيرا ونذيرا ولكن اكثر الناس لا يعلمون

“Dan tidaklah Kami utus engkau (Muhammad  SAW) kecuali untuk seluruh manusia. Memberi kabar gembira dan peringatan. Namun kebanyakan manusia tidak tahu.”(QS surah 38 ayat 24).

Jadi  Muhammad SAW diutus bukan untuk orang Arab saja, bukan untuk anak isteri saja, tapi ke seluruh manusia. Di Barat, Timur, Utara, Selatan.

Kulit putih, kulit hitam, kulit coklat. Bahasa arab, inggeris, spanyol, dll. Begitu juga ummatnya dikirim ke mana saja, kapan  saja, dengan apa saja, dengan cara bagaimana saja.

Karena ummat Islam tak usah egois, Muhammad SAW  itu bukan Nabi untuk orang Islam saja, tapi nabinya seluruh manusia. Dan siapa yang tak mau bernabi kepadanya disebut, kafir….

Di ayat, وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ “Tidaklah Kami utus engkau (Muhammad) melainkan Rahmat Bagi Seluruh Alam.” (QS Surah Al Anbiyaa 107).

Nah, mikronya adalah kaffatan linnaas (untuk seluruh manusia)  sedang makronya  rahmatan lil’alamiin.

Rahmat seluruh alam, ya alam dunia, alam akhirat, alam gaib, alam nyata, alam kubur, alam kiamat, alam mahsyar, alam hisab, alam shiraat, alam  surga,  seluruhnya….

MENCINTAI ORANG-ORANG YANG MENCINTAIMU DAN MENCINTAI AMALAN-AMALAN YANG MENDEKATKAN KAMI KEPADA MENCINTAIMU.

اللهم صل علی سيدنا محمد عبدك ورسولك النبي الامي وعلی اله وصحبه وسلم تسليما۔

قبول حجاتنا يا ربنا…

امين اللهم امين يا رب العالمين ۔۔

Muliakanlah orang yang meringankan kakinya ke masjid, Lapangkanlah hatinya, Bahagiakan keluarganya, Luaskan rezekinya seluas lautan.

Mudahkan segala urusannya, Kabulkan cita-citanya, Jauhkan dari segala musibah, Jauhkan dari segala penyakit, fitnah, prasangka, keji, berkata kasar dan mungkar. Itulah bi’ah, pertemuan,  suasananya sehari-hari di mesjid Kebun Jeruk, bak “sekeping syurga… ” yang jatuh ke bumi.

Ayo…. Ikut…. dong….

Penulis,

Pemerhati Keislaman

(Terlanjur suka menikmati suasana syurga)

Artikel ini dishere ke 120 group WA dgn 30.000 members di 20 negara, tidak komersil, ladang amal dan fii sabililah. (**)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *