Tausiyah Ramadhan Din Syaamsuddin

Din Syamsuddin. (dok)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Bulan suci Ramadhan 1441 H / 2020 M telah tiba. Nuansa penuh suka cita dalam menyambutnya sebagai bulan festival ibadah umat Islam yang penuh rahmat dan ampunan beriringan dengan suasana duka dan keprihatinan di tengah berlangsungnya pandemi wabah Korona. Pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia dimana umat Islam sebagai mayoritas sedang berikhtiar seoptimal mungkin secara ragawi dan rohani agar wabah Corona segera berakhir sehingga kehidupan beragama, berbangsa, dan bernegara kembali kondusif.

Maka untuk memandu umat dan bangsa Indonesia dalam kondisi dan suasana tersebut, Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia menyampaikan Taushiyah Ramadhan 1441 H / 2020 M sebagai berikut:

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Pertama, menyongsong keagungan bulan Ramadhan ini mari kita sikapi dan hadapi pandemi Korona ini dengan prasangka baik (husnudzan), hati tetap tenang, penuh kesabaran, berikhtiar dan yakin bahwa segala yang terjadi adalah atas takdir dan kehendak Allah SWT. Sejatinya virus Corona juga mahluk Allah yang diturunkan ke muka bumi untuk menguji dan meningkatkan keimanan kita sebagai kaum muslimin.

Kedua, mari bertekad menguatkan lembaga keluarga dengan tetap semangat mensyiarkan ibadah di bulan Ramadhan dari rumah masing-masing; berpuasa dengan khusyu’, menunaikan shalat Rawatib dan shalat Taraweh berjamaah bersama keluarga di rumah, meningkatkan ibadah sunnah, penuh harap kebaikan (raja’) dari Allah Swt, mendekatkan diri kepada Allah swt (muraqabah), memperbanyak introspeksi diri (muhasabah), memperbanyak dzikir dan doa (dzikrullah), memperbanyak membaca Al-Qur’an (tilawatil Qur’an), sering bersuci untuk menjaga wudhu (daimul wudhu)’, menjaga fisik tetap sehat, disiplin bersih sesuai protokol kesehatan, bekerja dari rumah (work from home), beribadah di rumah (pray from home), bersilaturahim dari rumah, tetap rutin berolah raga, menjaga jarak sehat (physical distancing), dan memanfaatkan teknologi daring sebagai media berkumpul bersama saat sahur, berbuka puasa, dan menjalankan kajian-kajian keagamaan dan kemasyarakatan.

Ketiga, mari kita tingkatkan spirit gotong-royong dan solidaritas persaudaraan keislaman (ukhuwah Islamiyah), persaudaran kebangsaan (ukhuwah wathaniyah), persaudaraan kemanusiaan (ukhuwah insaniyah) untuk bersatu padu menanggulangi wabah Corona. Saling membantu, saling menolong, dan berempati kepada saudara-saudara kita yang terinfeksi dan terdampak medis, sosial, dan ekonomi dari Korona dalam semangat kepedulian. Di antaranya dengan mempercepat membayar zakat mal di awal Ramadhan, serta memperbanyak infaq dan shadaqah baik dalam bentuk uang, makanan, obat-obatan, alat pelindung diri (APD), pakaian dan apa saja yang sangat membantu dan dibutuhkan oleh saudara-saudara kita.

Keempat, menghimbau kepada lembaga penyiaran publik untuk menyajikan acara yang produktif, membangun solidaritas bersama, menghibur namun mendidik, dan menghindari penyajian tayangan acara yang kontraproduktif dengan kekhusyu’an bulan Ramadhan dan suasana keprihatinan rakyat yang tengah dilanda pandemi Korona.

Kelima, menyampaikan dukungan dan semangat kepada seluruh tenaga medis dan relawan yang berada di barisan terdepan dalam penanganan wabah Korona. Pemerintah hendaknya memastikan tercukupinya kebutuhan Alat Pelindung Diri dan obat-obatan bagi mereka dan bagi rumah sakit rujukan agar upaya penanganan dan penyembuhan pasien Korona berjalan secara optimal dan efektif sehingga Indonesia kembali sehat.

Keenam, mensosialisasikan pandangan kemanusiaan terhadap saudara-saudara kita yang terpapar Korona. Mari terus berikan dukungan kesembuhan dan kesehatan kepada mereka dengan tetap berpegang kepada mekanisme dan protokol kesehatan dari pemerintah. Jangan memandang mereka sebagai orang yang terdiskriminasi dan dianggap sebagai aib dan sampah masyarakat yang ditelantarkan termasuk menolak jenazahnya unttuk dimakamkan.

Ketujuh, dalam suasana keprihatinan pandemi Korona seyogyanya menunda aktivitas mudik Lebaran saat merayakan Idul Fitri nanti untuk memutus mata rantai penyebaran dan menekan penyebaran virus Korona. Perayaan Idul Fitri tahun ini hendaknya dijadikan momentum peningkatan solidaritas dan kesederhanaan, menghindari perilaku bersenang-senang yang melampaui batas, mubazir, dan menghambur-hamburkan harta untuk hal-hal yang kurang bermanfaat dan tidak menjadi prioritas bagi upaya percepatan penanggulangan wabah Korona secara medis, sosial, dan ekonomi.

Mari kita memanjatkan doa zikir dan munajat agar bangsa Indonesia terbebas dari Korona dan malapetaka. Semoga Allah Swt segera mengentaskan musibah dan cobaan Korona dari Negara Indonesia dan dunia agar tata kehidupan manusia kembali berjalan dengan kondusif dan menjadi lebih baik berkat hikmah yang dipetik di balik musibah Korona.(**)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *