Ramadan, Covid, dan Great Habit: Saatnya Belanja ke Warung Tetangga

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Ali Murtadlo

Direktur Utama Kabar Gembira Indonesia (KGI)

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

 

“Sedang PSBB Bunda, siapa mau beras. Monggo bisa dikirim,” begitu bunyi tawaran tetangga sesama anggota PKK di HP nyonya.

“Pak Ali butuh hand sanitizer, kami masih punya, harganya Rp 10 ribu. Satu dos isi dua puluh. Beli satu dos  dipotong Rp 5 ribu,” bunyi  WA di HP saya dari sesama jamaah masjid.

“Maaf, siapa butuh empon-empon. Ini masih segar, baru datang dari Nganjuk. Monggo mumpung belum habis,” tawaran lainnya.

Dan yang belakangan ini marak,  karena memasuki Ramadan, penawaran kurma. “Monggo Abah, ada kurma murah. Saya resellernya.” Saya lihat istri  memesan. Saya juga. Untuk kurma saya pilih yang dijual Pak Satpam perumahan yang dijajakan di pinggir jalan, saat dia libur dari shiftnya.

Anda pasti banyak penawaran juga. Sebaiknya, kita lariskan. Ada nilai ibadahnya: mendongkrak perekonomian umat. Kita pun diuntungkan tidak perlu ke mana-mana. Siapa tahu, berkat pagebluk ini, yang mulanya hanya untuk mengisi waktu dan cari tambahan, bisa berlanjut menjadi pebisnis: pemasok sembako seluruh warga.

Sayangnya, Gerakan Belanja ke Warung Tetangga yang beberapa waktu lalu marak, kini meredup lagi. Mengapa? Kitalah yang kurang menyukseskannya. Kita masih lebih suka belanja ke supermarket yang dingin, bersih dan tertata apik.

Padahal, belanja di tempat ini, kurang ada nilai “ta’awunnya”, tolong menolongnya. Semata-mata bisnis. Padahal, agama sangat menekankan ta’awun ini. Bunyi perintahnya:  tolong menolonglah kamu dalam kebajikan dan takwa, dan  janganlah kamu tolong menolong dalam dosa dan pelanggaran (QS Al Maidah 2).

Memang diperlukan sedikit mengalah untuk ini. Mungkin harganya agak mahal sedikit. Mungkin laundry di tetangga lebih lama sedikit. Mungkin warung tetangga hanya sedikit pilihan. Tapi, percayalah sikap mengalah kita, niat ta’awun kita, pasti bernilai ibadah. Ada reward-nya. Tabungan akheratnya.

Mari kita coba lagi  pada Ramadan ini. Senyampang  momennya pas, saat kita tidak boleh ke mana-mana. Saatnya belanja ke warung tetangga.  Insya Allah. (*)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *