Menebar

Foto : Unsplash
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



MENEBAR

Oleh : Ahmad Zacky Siradj (Mantan Ketua Umum PB HMI)

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Tuh ! orangnya sudah tiba, dengan lemah gemulai selendang menyapu lantai, ia menebar senyum kepada hadirin yang spontan berdiri dari kursinya tuk menyambut kedatangannya. Sudah ! orang lain dah duduk kembali, masih saja berdiri, tegur istri sama suaminya.

Nyaris tidak ada penghuni, sepi sunyi, pada kemana yah penghuni kampung ini, bertanya sendiri seorang pejalan kaki, tak lama kemudian ketemulah seseorang dan tidak berbasa basi langsung tanya. Ooh…sedang musim menebar benih, dan sudah biasa dikampung ini, bila musim menebar atau memanen maka sekeluarga suami, isteri dan anak-anaknya pergi semuanya ke ladang.

Bila boleh memberi saran, janganlah anda datang, sowan, apalagi mengundangnya, memang dia itu cukup berpengaruh, banyak orang bilang punya peran sebagai king maker, tapi sayang dialah orangnya yang menebar kebencian di negeri ini, tidak sedikit orang yang seakan terhipnotis, berubah sikap dan perannya, semula biasa baik-baik saja, kemudian berubah menjadi pribadi yang juga menebarkan kebencian, ditambah pula dengan menebarkan uang nya kepada siapa yang datang, siapa yang tiada tergiyur di alam pragmatis materialistis sekarang ini, bukan tidak percaya pada integritas anda, hanya khawatir saja anda nanti kan berubah pula, sebagamana para inohong pemimpin institusi kenegaraan yang akhir-akhir ini telah kehilangan wibawa dan integritas dirinya.

Sulit pula kiranya terbantahkan bahwa, kehadiran masing-masing kita ditengah-tengah lingkungan dimana kita berada, melepaskaskan diri dari peran menebar, seperti menebar pesona, bukan untuk pamer, glamor, menunjukan kemewahan dan kemegahan, tentunya, tapi hendaknya setiap kita menjaga penampilan, berpakaian rapi, smart pokoknya seiring bagaimana mengatur tingkah, langkah, gerakan tubuh, bersikap agar tidak terkesan planga-plongo.

Begitu pula menebar buah pikiran, menebar pikiran, ide/gagasan yang kritis, konstruktif, innovative dan solutif, sebab bagi kaum terpelajar, intelektual, cendekiawan merupakan kewajiban yang harus dilakukan kesehariannya, karena bila mereka sunyi tiada melahirkan pikiran, menebar ide/gagasan, mereka tercerabut dari akar masyarakatnya, dari akar identitas dirinya sendiri sebagai yang terpelajar. Menebar pikiran juga tentunya milik masyarakat umumnya, karena banyak dari rahim masyarakat itu sendiri terlahir, menebar pikiran -pikiran cerdas yang mencerahkan bagi hidup dan kehidupan masyaraka pada umumnya.

Jangan lupa juga bahwa menebar adalah tugas pemerintah, bukan sekedar menebar kebijakan tapi juga menebar pikiran, ketika dalam sambutan, pidato, konprensi pers atau dalam dialog, saat menerima tamu negara lain misalnya, termasuk ketika memimpin rapat, tunjukanlah bahwa dirinya itu sebagai pejabat negara atau sebagai yang bertugas atas nama negara (jubir) sekalipun, persiapkanlah sematang mungkin agar audiens, khalayak umumnya dapat mengambil manfaat dari apa yang dikemukakannya dan disampaikannya itu. Dengan demikian pikiran, pandangan, pendapat, kebijakan yang dikemukakan, ditebarkan itu dapat diterima sehingga dapat membangun opini yang positif dan berperan sebagai yang dapat mengendalikan dan memimpin opini (opinion leader).

Begitu pula hendaknya bila ngobrol dalam keseharian, sebagai elite bangsa hendaknya berbicara secara teratur, runtut, tidak ngawur hingga ada ungkapan orang-orang sunda “memeh pok pikir heula” (sebelum bicara pikirkanlah terlebih dahulu), penuh tata krama dan kesopanan, karena dirinya itu sebagai pigur yang menjadi sorotan publik, hendaknya menjadi tauladan, menebar ketauladanan, jangan mentang-mentang berkuasa kemudian menebar kesombongan.

Menebar, sepertinya merupakan ungkapan kata yang juga didalamnya mengandung misi suci, bagi para missionaris, pengkhutbah, mubaligh, para da’i, tiada hari tanpa menebar ayat-ayat kebajikan, menyampaikan titah Tuhan dimuka bumi, kebenaran wahyu dan firman, sabda Rasul dan para Nabi, untuk diikuti, diturut dan ditaati oleh ummat manusia, oleh para penganut dan pengikutnya dalam setiap tarikan nafas kehidupannya. Tiada lain semua itu agar menjadi hamba-hamba-Nya yang shaleh, manusia pilihan, manusia yang berguna dan bermanfaat bagi sesama dan alam sekitar, yang sanggup pula menebar rahmat kesetiap sudut alam (rahmatan lil alamin). Walau untuk ini hanyalah menebar sepotong atau satu ayat (balighu anni walaw ayat). Karena sadar atau tidak, peran kita adalah untuk menebarkan secercah sinar keabadian, sebagai pengingat sepercik kebenaran, (innama anta mudzakir).

Wa Allahu a’lam (azs, 3052020).

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *