Subuh Bangun Sendiri
By Ustadz Umar Faqihuddin spdi
“Ayah, saya dapat nilai mumtaz…! ” cerita anak membuka obrolan pagi. Wajah ayahnya menyambut berseri. Tanda bahagia mengekpresi.
“Nak, ayah bahagia dan bangga dengan prestasimu. Tapi ayah lebih bangga jika kamu Salat Subuh bangun sendiri “.
Salat Subuh bangun sendiri. Tanda anak yang mandiri. Tarbiyah prioritas salat mulai terpatri. Keberkahan di awali dari berpagi – pagi.
Salat Subuh dibangunkan orang lain, orang tua apalagi. Tanda masih ketergantungan dan belum mandiri. Belum bisa menguasai diri. Mudah terbawa arus, tanpa kendali.
Sebuah tarbiyah sederhana sekali. Di pesantren dilatih setiap hari. Untuk tumbuh motivasi. Sekaligus terbentuk otot taat kepada Allah sejak dini.
Tarbiyah dirumah juga bisa dimulai. Terlebih dengan serbuan pengaruh gadget yang melenakan mendominasi. Urusan salat terbengkalai. Urusan selainnya akan lebih lalai.
Tidak disebut ayah yang bertanggung jawab, terhadap amanah anak dinilai. Bila tak menasehati dan melatih anak-anaknya shalat sejak kecil hingga dewasa nanti.
Sungguh indah petunjuk Nabi.
“Perintahkan anakmu salat, sejak usia 7 tahun, dan pukullah ( jika tidak mau salat ) pada usia 10 tahun, dan pisahkan tempat tidurnya”.
Urusan salat kelak akan ditanya pertama kali. Menentukan nasib akhirat nanti. Yang menentukan nasib akhirat, menentukan nasib dunia sudah pasti.
Semoga kita dan keluarga menjadi ahli salat dan kepadanya mencintai.