OJK: Kegagalan Atasi Covid-19 Bisa Munculkan Krisis Politik

Wimboh Santoso. (Foto: Tempo)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, hajinews.id – Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengingatkan pemerintah soal bisa munculnya krisis politik akibat dari kegagalan menangani krisis kesehatan dan ekonomi karena pandemi Covid-19 saat ini.

Wimboh menekankan jika hal tersebut terjadi maka dampaknya terhadap perekonomian bakal lebih buruk jika dibandingkan sekarang.  Ia menyampaikan peringatan itu bercermin dari pengalaman saat krisis moneter 1998 yang ketika itu pertumbuhan ekonomi Indonesia terkontraksi hingga 13 persen.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Sekarang ini lebih kecil (kontraksinya) dibandingkan pada saat 1998. Tapi kalau kita lihat dampak pada kegiatan sosial ekonomi lebih besar sekarang. Kenapa? karena pada saat 1998 itu ada krisis multidimensi termasuk kirisis politik, ini yang membuat kita sangat hati-hati jangan sampai itu terjadi,” kata Wimboh di Jakarta, Kamis (19/7/2020).

Wimboh juga mengingatkan bahwa ongkos yang perlu dikeluarkan pemerintah untuk pemulihan ekonomi saat itu cukup besar.  “Saat itu, kita adalah negara yang mengeluarkan ongkos paling besar jumlahnya 52 persen dari GDP,” ungkap dia.

Meski demikian, Wimboh menilai Indonesia saat ini lebih siap dalam menghadapi krisis sosial dan ekonomi seperti pandemi Covid-19 karena negara telah punya bekal pengalaman dalam menghadapi krisis multidimensi seperti pada saat 1998.

“Tentunya dulu kita belum seperti sekarang. Informasi sekarang betul-betul lengkap, dan regulasi kita saat ini mulai tertata akibat 1998. Di mana kita sudah global standard, dan merupakan anggota G20,” kata Wimboh.

Menurut dia, berbekal dari pengalaman tersebut maka Indonesia saat ini lebih siap dalam menghadapi krisis pandemi corona ketimbang negara lain. Hal itu tercermin dari pertumbuhan ekonomi nasional di kuartal II 2020, yang meski -5,32 persen tapi tetap lebih baik dari negara lain.

“Ini lebih besar dari Korea Selatan, Vietnam, dan juga kalau kita lihat China. Kita masih bisa tetap bersyukur, ekonomi kita tidak terlalu buruk dibandingkan negara lain,” ujar Wimboh. (rah/berbagai sumber)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *