Anak Bangsa Jangan Lupakan Perjuangan Para Suhada

hari santri
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Semarang, Hajinews.id,- Rois Syuriyah PCNU Kota Semarang KH Hanief Ismail Lc meminta anak bangsa, generasi muda jangan melupakam perjuangan para suhada yang mempertahankan NKRI dari segala ancaman musuh.

‘’Para suhada kusuma bangsa yang gugur di medan laga ada yang tercatat dalam lembaran sejarah. Tetapi para ulama dan suhada yang mengorbankan jiwa raganya untuk bumi pertiwi yang tidak tercatat dalam sejarah jumlahnya cukup banyak,’’ tegasnya. Beberapa yang gugur tidak tercatat namanya (noname) antara lain dimakamkam di Makam Suhada, Bugen, Tlogosari, Kecamatan, Pedurungan Kota Semarang.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

‘’Generasi muda tinggal melanjutkan dan menjaga negara tercinta ini dari segala macam ancaman termasuk pihak-pihak yang ingin mengganti Pancasila dengan ideologi lain,’’ tegas Kiai Hanief. Dia mengatakan hal itu saat memimpin upacara ziarah dalam rangka Hari Santri Nasional (HSN) 2020 di di Makam Suhada, Bugen, Tlogosari, Kecamatan, Pedurungan Kota Semarang, kemarin.

Pada kesempatan itu dibacakan sejarah para suhada yang gugur di tempat itu oleh tokoh masyarakat setempat KH Mustaqim.

Ketua PCNU Kota Semarang Drs KH Anasom MHum menjelaskan, rangkaian Hari Santri akan digelar secara serentak di 16 MWC NU Kecamatan se-Kota Semarang. Karena pandemi Covid-19, upacara dilakukan secara daring dipusatkan di Kantor Kominfo Pemkot Semarang. ‘’Para santri tinggal mengikuti dari rumah masing-masing,’’ kata Anasom. Berbagai lomba dan kegiatan digelar dalam rangka Hari Santri. Tahlil dan doa dipimpin KH Ali Mas’adi, Dr KH In’amuzzahidin M.Ag dan KH Hanief Ismail Lc

Peninggalan Sejarah
Tokoh masyarakat setempat KH Mustaqim yang membacakan sejarah makan Suhada mengatakan jejak perjuangan para suhada di Kota Semarang jangan sampai dilupakan. Salah satu peninggalan bukti sejarah adalah dinding rumah dari kayu jati yang penuh lubang akibat dihujani tembakan tentara Belanda saat terjadi Peristiwa Bugen pada 1946.

Sebuah rumah berdinding kayu berdiri di Bugen, Kelurahan Tlogosari Kulon RT 05 RW 22, Kecamatan Pedurungan, Semarang. Di dekatnya berdiri rumah joglo yang di dalamnya terdapat batu nisan berkeramik putih dan sebongkah batu sebagai penanda makam tersebut. ‘’Disitu sebagian pahlawan yang gugur diberondong peluru tentara Belanda dimakamkan.

Sedangkan dinding kayu yang dipenuhi lubang tersebut menurutnya merupakan saksi bisu saat para pejuang dihujani tembakan oleh tentara Belanda.

‘’Dinding kayu jati tersebut bagian dari rumah almarhum H Mustofa. Sayang, kini kondisi dinding kayu itu sudah mulai rapuh, bahkan sebagian ditempel-tempel kayu dan warnanya memudar,’’ kata Kiai Mustaqim.

Menurutnya, berondongan peluru tentara Belanda (NICA) pada tahun 1946 menyebabkan gugurnya 74 pejuang kemerdekaan Indonesia sebagai syuhada.  ‘’Para pejuang yang gugur tersebut tergabung dalam Laskar Sabilillah dan Hisbullah,” katanya.

Kiai Mustaqim menjelaskan, pertempuran tersebut oleh warga dikenal dengan Peristiwa Bugen yang terjadi pada Ahad, 11 Muharam 1366 Hijriah. Diceritakan, pagi itu sekitar pukul 09.30, sebuah pesawat jenis capung milik Belanda melintas di atas kawasan Front Markas Medan Tenggara Semarang. Setelah itu, disusul tembakan senjata modern dari arah pabrik rokok British American Tobaco (BAT) Pengapon. Serdadu Belanda juga melakukan serangan darat. Mereka mengepung pejuang Indonesia dari dua arah, yakni utara dan selatan. (agus)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar