Pak Mahfud, Kok Bahasanya ‘Disikat’ ? Apa Sudah Kehabisan Kosa Kata ?

Pak Mahfud, Kok Bahasanya 'Disikat' ? Apa Sudah Kehabisan Kosa Kata ?
Ahmad Khozinudin
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Pak Mahfud, Kok Bahasanya ‘Disikat’ ? Apa Sudah Kehabisan Kosa Kata ?

Oleh : Ahmad Khozinudin, Sastrawan Politik

“Yang penting jangan membuat kerusuhan, karena Habib Rizieq itu mau pulang dengan revolusi akhlak. Nah, kalau membuat kerusakan, itu berarti bukan pengikutnya Habib Rizieq. Kita sikat. Kalau pengikutnya Habib Rizieq yang tertib,”

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

[Mahfud MD, dalam keterangan persnya yang ditayangkan di channel YouTube Kemenko Polhukam RI, Kamis, 5/11/2020]

Gebuk, Gigit, Hajar, Sikat, itu adalah diantara kata yang diumbar para pemimpin negeri ini. Entahlah, apakah mereka para pemimpin negeri ini menganggap rakyat itu anggota Ragunan. Pilihan kata dan bahasa yang digunakan, tak mencerminkan sikap seorang Negarawan, malah lebih mirip Preman pasar.

Yang mau rusuh itu siapa ? Yang mau bikin keributan itu siapa ? Yang mau bikin kerusakan itu siapa ? Kami umat Islam Indonesia hanya ingin menyambut Habibana Muhammad Rizieq Shihab. Kami ingin mencurahkan rasa gembira dan bahagia, atas kepulangan ulama kami.

Kami tak perlu diajari tentang menjaga ketertiban, kami tak pernah memiliki niat untuk rusuh. Atau Pak Mahfud jangan-jangan sudah tahu akan ada perusuh yang menyusup ? Seperti perusuh yang membakar halte bus saat demonstrasi buruh dan mahasiswa ? Kalau itu ada dan terjadi, itu kesalahan Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan. Dan saat ini, jabatan itu dipegang pak Mahfud.

Jangan-jangan Pak Mahfud sudah tahu akan ada skenario rusuh ? Atau, jangan-jangan telah disiapkan ‘sikat’ untuk menindak perusuh jejadian ? Terus nantinya, perusuh itu dinisbatkan sebagai jamaah habib Rizieq Shihab ? Ini hanya dugaan, jangan-jangan lo pak ?

Justru Pak Mahfud memiliki tugas menjamin keamanan dan ketertiban kepulangan Habib Muhammad Rizieq Shihab. Jika ada kerusuhan, itu berarti Menkopolhukam kecolongan. Atau, akan ada dugaan, kerusuhan dibiarkan. Atau ada dugaan, kerusuhan dalam kendali sebagai bagian dari alat represi ? Sekali lagi, ini cuma dugaan.

Terlepas dari itu semua, kok pak Mahfud gunakan kata ‘sikat’ ? Apa tidak ada kata lain yang lebih elegan ? Akan diproses secara hukum, misalnya ? Akan berhadapan dengan hukum, misalnya ? Akan menerima konsekuensinya, misalnya ?

Kok tidak nampak narasi Negarawan, padahal bukankah Habib Muhammad Rizieq Shihab adalah anak bangsa ? warga NKRI ? Terlepas, beliau mengkritik rezim Jokowi, bukankah kritik tak menghilangkan status warga negara dan keseluruhan hak konstitusional yang dimilikinya ?

Saya jadi bingung, apa seperti ini gaya memimpin. Sebelumnya, Pak Jokowi juga gemar mengumbar narasi preman. Akan digigit, Tabok, Gebuk, Hajar. Oalah, ini memimpin bangsa kok kayak mengelola kebun Ragunan.

Menjadi pemimpin, semestinya mengayomi. Bahasa yang keluar kepada rakyat, itu semestinya bahasa yang adem, menentramkan. Bukan bahasa preman dan penuh ujaran teror dan ancaman.

Kami rakyat ini juga manusia, punya mata punya hati. Jangan samakan dengan pisau belati.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar