Hkmah Pagi : Sunyi, Sepi, Hanya Suara Jam Dinding, Sementara Aku Terpaku depan Panci

Hkmah Pagi : Sunyi, Sepi, Hanya Suara Jam Dinding, Sementara Aku Terpaku depan Panci
ilustrasi panci
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews – MAGRIB sudah lewat Isya belum datang, suamiku baru pulang.

“Makan Pa?” sapaku.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Tadi Meeting, jadi dah makan tadi bareng pak Jend.”

Mendengar kalimat ini, serasa ingin cari korban berikutnya. Setelah panci bolong dan gosokan rusak rasanya ingin memarahi centong sayur, sambil ngegetokannya ke lantai lalu,

“Praak …,” ia pun terbelah jadi 2 seiring teriakanku.

“Udah cape-cape masak, kaga dimakan, ngga tau gue nyampe keringetan lari-lari kewarung Bu Badrul buat beli bawang!”

Aku berteriak tapi si centong yang terbelah diam saja, tak ada sahutan.

Plas …, sunyi …, sepiii …, hanya suara jam dinding. Sementara aku masih terpaku di depan panci …, sendiri …, tertunduk.

Lalu tiba-tiba bola Marfi mampir ke kepala.

“Jeleduk …!!!”

“Ups, maaf Ma ngga sengaja, kenapa Ma ngelamun, lagi lebay ya Ma?

“OMG Marfiii !!!….”

“Rasakan bola balasan Mama !!!” Akupun segera melemparkan bola itu balik ke kepala Marfi, sambil meneriakkan.

“Main bola jangan di rumaaah!!!”

Tapi hup, anakku menangkapnya dengan tangkas sambil mengedipkan sebelah matanya.

“Oke Mamaku Cantik!!!”

* * *

Huum, adegan tanpa sensor itu harusnya tidak pelu terjadi jika aku membebaskan jiwaku. Bebas dari belenggu ketergantungan pada mahluk, termasuk pada ia yang kupangil ‘suami’.

“Bebaskan !!! …,”

“Lepaskan !!! …,”

“Merdekakan !!! …,”

Cukup berharap pada-Nya yang maha Rahman, yang mengerti dengan baik tiap lapis isi hati. Yang membayar pahala dengan baik semua usaha, tiap tetes keringat yang tercurah.

Hanya mengharap pada-Nya, hanya bermohon padaNya hanya bersandar pada-NYa. Tanpa ada lainnya. Maka damai akan menyertaiku selalu. Tak akan ada rasa kesal meski suami pulang dalam keadaan kenyang. Karena aku memasak mengharap ridha-Nya, mengaharap pahala-Nya bukan sekedar mengharap opini suami.

Begitu pula dalam melakukan segala hal. Ridha siapa yang kauharap? Ridho mahluk kah? Kalau begitu engkau harus bersiap untuk kecewa.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *