Daftar Donatur Palestina
Jakarta, Hajinews.id – Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menyoroti tindakan yang dilakukan Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurrachman. Presidium KAMI itu menyampaikan apa yang dilakukan Dudung bukanlah mewakili TNI secara menyeluruh.
Manyjen Dudung sebelumnya memerintahkan anak buahnya untuk mencopot baliho bergambar Habib Rizieq Shihab. Ia juga mengancam akan membubarkan FPI. Tindakan itu menuai polemik di masyarakat karena sejatinya kewenangan tersebut berada di tangan Satpon PP bukan TNI.
Ia mengatakan, Salah satu doktrin TNI tentang Sishankamrata (Sistem Pertahanan dan Kemanan Rakyat Semesta) sejatinya pasti dipegang teguh oleh setiap prajurit TNI. Sehingga jika ada yang melanggar Sishankamrata maka dia bukan mewakili TNI.
“Prajurit TNI punya sumpah prajurit, setia kepada NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, tunduk kepada hukum dan teguh disiplin keprajuritan. Taat kepada atasan dengan tidak melanggar perintah dan putusan,” tegas Gatot, pada Kamis (26/11/2020).
“Yang jelas perlu saya sampaikan bahwa doktrin TNI Sishankamrata. Sehingga apa yang disampaikan oleh siapapun juga. Kalau melanggar itu dia bukan mewakili TNI,” imbuh Gatot.
Terkait TNI dan FPI, lanjut Gatot, bahwa tidak mungkin bermusuhan karena orang-orang FPI adalah warga negara Indonesia juga.
“Apapun keputusannya TNI tidak mungkin bermusuhan dengan FPI. Apa latar belakangannya? FPI maupun Habib Rizieq mereka adalah warga negara yang dilindungi hukum dan tidak cacat hukum. Kecuali disampaikan FPI esktrim kanan yang dilarang di Indonesia, nah itu baru bermusuhan. Kalau tidak, tidak ada alasan!,” ucapnya.
“Jadi, saya ulangi, tolong pisahkan apa yang dilakukan Pangdam Jaya itu tidak mewakili TNI seluruhnya,” tukas Gatot menekankan.
1 Komentar