Indonesia Negara Paling Dermawan Sedunia

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Jakarta, hajinews.id – Potensi wakaf di Indonesia sangat besar. Hal ini didukung oleh karakter bangsa Indonesia yang menjadi negara paling dermawan nomor satu di dunia, berdasarkan riset laporan World Giving Index tahun 2018 oleh Lembaga amal dunia CAF yang berbasis di Inggris.

“Sejatinya bangsa Indonesia adalah bangsa yang dermawan, bukan pelit-awan,” kata Ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI) Prof M Nuh yang juga salah satu Ketua PBNU pada peluncuran Wakaf Uang Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian Agama, di Jakarta, dilansir dari nuonline.com, pada Senin (28/12).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Perkembangan tingkat kedermawanan masyarakat Indonesia semakin tinggi. Kedermawanan juga menjadi salah satu karakteristik para generasi muda Indonesia.

“Kalau ada anak muda Indonesia tidak dermawan, itu exception, dikecualikan, diragukan ke-Indonesiaannya,” ungkap dia.

Saat ini Kemenag telah berhasil mengumpulkan dana sebesar 3,4 miliar rupiah dari Gerakan Wakaf Uang ASN Kemenag yang mulai disosialisasikan sejak 17 Desember 2020. “Sekarang tiga miliar, insyaallah dalam waktu dekat menjadi tiga triliun,” harap Prof M Nuh.

Sementara itu, menurut Prof Nuh sedekah terbaik bagi para pemimpin atau pejabat adalah kebijakan, bukan materi atau uang. Orang yang bukan pemimpin, bisa bersedekah dengan uang tapi tidak bisa mengeluarkan kebijakan. Hanya orang-orang yang diberi amanah untuk memimpin yang bisa bersedekah dengan kebijakan yang dibuatnya.

Menurutnya, kebijakan yang diambil berupa Gerakan Wakaf Uang ASN Kemenag ini menjadi salah satu contoh kebijakan rintisan Kemenag yang akan memberi manfaat besar bagi umat. Kebijakan ini akan menjadi bagian penting untuk membangun gaya hidup perwakafan di Indonesia dan akan menjadi era baru dalam perwakafan di Indonesia.

Mengutip hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Muslim, ia mengatakan bahwa siapa yang berbuat baik maka baginya pahala dari perbuatannya tersebut, dan pahala dari orang yang melakukannya atau mengikutinya, tanpa berkurang sedikit pun dari pahala mereka. Sebaliknya, siapa merintis hal yang buruk, maka baginya dosa dari perbuatannya dan dosa dari orang yang melakukannya atau mengikutinya tanpa berkurang dari dosa-dosa mereka sedikitpun. (Sitha/dbs)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *