Solusi Ulama Mengatasi Musibah

Solusi Ulama Mengatasi Musibah
musibah bencana alam
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Kedua adalah musibah berupa bencana alam yang semata-mata terjadi karena kehendak Allah, tanpa ada campur tangan manusia, seperti gunung meletus, tsunami atau badai. Allah hendak menunjukkan kekuasaanNya kepada manusia untuk menguji hamba-hambanya yang tetap bersabar dan mau mengambil ibrah. Dengan memahami kemahakuasaan Allah, diharapkan manusia hanya bersandar kepada pertolongan Allah.

Perhatikan firman Allah : Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia memperlihatkan kepadamu kilat untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan Dia menurunkan hujan dari langit, lalu menghidupkan bumi dengan air itu sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mempergunakan akalnya. (QS Ar Ruum : 24).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Adapun berkaitan dengan masalah dosa dan kemaksiatan yang diperbuat oleh individu maupun negara, yang telah mengakitbatkan datangnya musibah, Islam mengajarkan untuk meninggalkan dan bertaubat. Taubat secara individu, kelompok maupun negara. Di negari ini dengan santainya tanpa ada rasa takut kepada Allah, banyak orang melanggar ketentuan Allah di tempat umum, seperti membuka aurat, tidak sholat, berpesta pora, aksi kriminal, berbohong, korupsi dan menipu. Lebih jauh dari itu  para penguasa dengan tenangnya membuat hukum sendiri dalam semua lini kehidupan, politik, pendidikan, ekonomi, pemerintahan, tanpa sedikitpun takut kepada Allah.

Penerapan sistem hukum kapitalisme sekuler secara epistemologis dan aksiologis merupakan sumber kerusakan dan datangnya berbagai musibah dan bencana di negeri ini. Apalagi jika negeri ini menerapkan sistem hukum komunisme ateis, maka kehancuran negeri ini akan semakin besar dan meluas. Kedua ideologi itu merupakan paham yang mengajarkan berbagai bentuk kezoliman kepada sesama, tumbuhnya berbagai kemungkaran dan keingkaran kepada Allah.

Oleh karena itu sudah tepat, apa yang disampikan oleh Ketua Dewan Pertimbangan MUI yang mengatakan bahwa Islam adalah agama perbaikan. Risalaha islamiyah merupakan risalah islahiyah. Maka ulama harus melakukan perbaikan-perbaikan dalam berbagai masalah termasuk masalah kemasyarakatan. Dia  mengingatkan bahwa melakukan perbaikan-perbaikan adalah tugas ulama. Maka ulama tidak boleh hanya menggerutu dan menyalahkan orang lain.

Tapi sayangnya di negeri demokrasi sekuler ini suara ulama justru sering diabaikan. Dakwah amar ma’ruf nahi mungkar justru sering dianggap sebagai sikap intoleransi. Ajaran Islam justru sering disebut sebagai ajaran radikal yang melahirkan ekstrimisme bahkan terorisme. Bahkan lebih parah ada yang mengatakan Islam sebagai agama pendatang yang arogan. Nah, mestinya wapres bisa melihat kesenjangan ini.

Wapres juga harus menyadari bahwa banyak ulama yang justru dipersekusi dan dikriminalisasi. Ulama sekelas Habib Rizieq yang menginginkan revolusi akhlak demi perbaikan negeri justru sekarang dipenjara. Akhlak pada dasarnya adalah kepatuhan kepada hukum dan syariat Islam dalam berbagai aktivitas kehidupan. Nah, ketaatan kepada hukum Allah justru sering dipersoalkan. Bahkan dakwah mengajak agar negeri ini taat kepada hukum Allah seringkali dianggap berbahaya bagi negeri ini.

Di acara yang sama, kepada bangsa Indonesia, Kiai Ma’ruf menyampaikan bahwa Allah telah membuat aturan-aturan dalam tata kehidupan. Salah satunya adalah tata aturan alam tentang berbagai hal yang menjadi karakteristik dari bumi, langit dan alam semesta. Semua itu ada aturannya untuk manusia dan untuk kebaikan serta kemaslahatan manusia.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *