Islam Sumber Kebajikan, Bukan Agama Arogan

Islam Sumber Kebajikan, Bukan Agama Arogan
ilustrasi : umat islam melaksanakan salat berjamaah
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan bahwa menghina Allâh Azza wa Jalla , ayat suci dan Rasul-Nya adalah perbuatan kekafiran yang membuat pelakunya kafir setelah iman (Al-Fatâwa, 7/273). Islam secara umum membagi manusia menjadi tiga kelompok, kafir, munafik dan Muslim. Semua jenis orang-orang ini sangat memungkinkan melakukan pencelaan dan penghinaan terhadap Agama, sehingga diperlukan untuk mengetahui jenis dan hukuman dari penghina agama berdasarkan pembagian ini.

Hukuman penghina Islam dari kalangan kafir harbi adalah hukuman mati. Orang kafir zimmy yang berani menghina agama Islam, menistakan Allâh dan Rasul-Nya, maka perjanjian yang telah terjadi menjadi batal bagi pemerintah Islam, hukuman tetap hukuman mati. Penghina dari kalangan munafik, jika menampakkan dengan jelas maka hukumannya mati. Hal ini adalah pendapat mayoritas Ulama kecuali mazhab Hanafiyah.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Imam al-Qurthubi menyatakan, “Mayoritas Ulama berpendapat bahwa orang kafir dzimmy yang menghina, mencela atau merendahkan kedudukan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam atau mensifati Beliau dengan sesuatu yang menjadi ajaran kufurnya mereka, maka ia dibunuh, karena kita tidak memberikan perlindungan untuk seperti itu dengan menyandarkan kepada QS At Taubah ayat 9-12. (Al-Jâmi’ li Ahkâmil Qur`ân 8/55).

Sementara seorang Muslim yang sudah mengucapkan dua kalimat syahadat, menunaikan kewajiban-kewajiban Islam dan menyakininya secara lahir batin bisa menjadi kafir setelah memeluk Islam dan murtad, apabila melanggar pembatal Islam, baik yang berbentuk perkataan, maupun perbuatan, seperti menistakan agama Islam. Syaikhul Islam rahimahullah berkata, “Penista agama apabila Muslim, maka menjadi kafir dan dibunuh tanpa ada perbedaan pendapat padanya. Ini adalah madzhab imam yang empat dan yang lainnya. Diantara ulama yang menukilkan ijma’ ini adalah Ishâq bin Rahuyah dan selainnya. (As-Shârimul Maslûl, hlm. 10).

Ini soal hukuman dalam Islam bagi para penghina Allah, Rasulullah maupun Islam yang memberikan konfirmasi betapa Islam sangat tegas dan adil. Sementara soal agama Islam itu sendiri tentu saja bukan agama arogan sebagaimana dituduhkan. Islam justru agama baik dan memperbaiki, sempurna dan menyempurnakan, indah dan memberikan keindahan, damai dan mendamaikan. Islam adalah agama yang membawa rahmat dan menyebarkan rahmat bagi alam semesta. Islam adalah agama cinta dan dakwah, dimana ajakannya bersifat pilihan, tidak memaksanakan, sebab yang benar dan yang batil telah jelas.

Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam (QS Al Anbiyaa : 107). Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. karena itu Barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang Amat kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.(QS Al Baqarah : 256)

Bagaimana Islam dikatakan sebagai agama arogan dalam arti sombong, sementara Islam agama cinta yang justru melarang perbuatan sombong bagi umatnya. Perhatikan firman Allah : Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, Ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri (QS An Nisaa’ : 36)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *