Indahnya Perbedaan Tanpa Pertikaian

Indahnya Perbedaan Tanpa Pertikaian
foto : salat berjamaah
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh Mustamsikin

“Bagaimana engkau mengatakan bahwa salat di belakang pengikut Mazhab Hanafi makruh, sedang kamu salat bersamanya? Ibn Hajar menjawab, “Itu pendapat, dan ini perbuatan.”
Ibn Hajar Al-Haitami (909-973 H)

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Hajinews – Perbedaan adalah sunnatullah yang akan selalu ada hingga hari kiamat kelak. Sebab segala sesuatu nampak indah jika ada perbedaan. Jika ada orang cakep sebab ada orang jelek. Jika ada sesuatu dinilai baik sebab ada keburukan di sisi lain.

Termasuk perbedaan yang menjadi keniscayaan adalah tentang hukum fikih. Dalam fikih akan ditemukan perbedaan yang sangat beragam. Di dalam fikih pula akan ditemukan padang sahara perbedaan pendapat. Baik perbedaan yang berdasar pada dalam memahami, merumuskan, dan menentukan status hukum sesuatu. Suatu misal tentang qunut subuh, antar satu mazhab fikih dengan yang lainnya saling bertentangan. Hal ini nampak pada pendapat Imam Syafi’i yang pro qunut subuh dengan Imam Hanafi yang tidak qunut ketika salat subuh.

Meski perbedaan antar kedua imam mazhab di atas sangat berseberangan sangat berbeda, namun terdapat sisi indah dalam tataran aplikasinya. Dikisahkan bajwa suatau ketika Imam Syafi’i meninggalkan qunut subuh ketika ia berjamaah di belakang pengikut mazhab hanafi. Dari kisah ini tentu yang nampak hanyalah keindahan. Bagiamana seorang yang berbeda pendapat secara berhadapan, mau bermakmum salat dengan orang yang berlainan pendapat dengannya.

Kisah indahnya perbedaan di atas juga nampak pada contoh yang lain. Misalnya ketika Ibn Hajar Al-Haitamiy memberi status hukum makruh bagi orang yang bermakmum pada orang yang berlainan mazhab. Namun ketika hal ini dilakukan Ibn Hajar Al-Haitamiy sendiri, ia mengatakan ini pendapat dan ini adalah perbuatan.

Dari uraian di atas dapat diambil pelajaran, bahwa perbedaan akan terus ada, namun perbedaan dapat disikapi dengan dewasa dan bijaksana. Sebagaimana dicontohkan oleh Imam Syafi’i dan Ibn Hajar Al-Haitamiy di atas. Pada intinya semua perbedaan dapat disikapi dengan bijak dan dengan tenggang rasa yang tinggi.

Demikianlah sekilas tentang perbedaan tanpa pertikaian. Semoga potret perbedaan sebagaimana uraian di atas turut memberi pemahaman pada kita jangan sedikit-sedikit bertikai sebab perbedaan.

Wallahu A’lam Bisshawab.
Kediri, 13-02-2021.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *