Waduh, Harga Daging Sapi di Jakarta Tembus Rp 160 Ribu per Kg, Kok Bisa?

Foto ist
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id — Setelah minyak goreng dan kedelai yang mahal, kini harga daging sapi Indonesia terpantau naik. Per hari ini, harga pasaran daging sapi di Jakarta bahkan ada yang mencapai Rp 160.000 per kg.

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perdagangan, Juan Permata Adoe menjelaskan salah satu penyebabnya adalah memang harga sapi global sedang naik, salah satunya di Australia. Indonesia sendiri merupakan negara pengimpor sapi dari Negeri Kanguru.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Pada akhir bulan Desember 2021, jelas Juan, sapi bakalan Steers Darwin dipasarkan dengan harga sekitar AUD 4.70 (dolar Australia) atau setara Rp 48.637 per kg bobot hidup. Harga tersebut terus menanjak hingga akhir Januari lalu.

“Pada akhir Desember, sapi bakalan Steers Darwin dipasarkan dengan harga sekitar AUD 4,70 per kg bobot hidup dengan beberapa spekulasi bahwa harga AUD 5,00 mungkin bisa terjadi dalam beberapa bulan mendatang. Pada akhir bulan Januari, sapi bakalan Darwin dijual dengan harga AUD 5,35 per kg bobot hidup atau lebih,” kata Juan kepada kumparan, Kamis (24/2).

Selain memang harganya yang mahal, penyebab harga sapi di dalam negeri naik adalah karena rantai pasokan yang panjang. Dari harga yang didapatkan dari impor tersebut, daging sapi tiba di Indonesia dibanderol menjadi AUD 6,35 atau sekitar Rp 65.712 per kg bobot hidup.

“Dengan menggunakan aturan praktis AUD 1,00 per kg untuk semua biaya proses ekspor, sapi bakalan ini masuk di dermaga Indonesia dengan harga sekitar AUD 6,35 atau USD 4,57 per kg bobot hidup,” jelasnya.

Untuk sampai di konsumen, sapi impor ini nanti akan melewati feedlot terlebih dahulu untuk penggemukan. Menurut Juan, biaya operasional feedlot untuk pembelian pakan ini juga mengalami kenaikan.

“Sekarang harga sumber pakan lokal tradisional seperti limbah tapioka, bungkil kopra, PKC, dan banyak komoditas lainnya meningkat karena peningkatan teknologi ekstraksi dan peningkatan permintaan dan harga ekspor,” jelasnya.

Lebih lanjut, Juan menjelaskan bahwa kebutuhan daging sapi Indonesia terlalu tergantung pada Australia. Sementara volume sapi potong di Negeri Kanguru tersebut sudah menurun populasinya.

“Sumber lain sapi potong yang murah adalah Brasil dan Sudan Afrika,” pungkas Juan.(dbs)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *