Masjid Terlanjur Dirobohkan, Warga Sragen Menyesal Bantuan Renovasi Tak Sesuai Janji

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



 

Sragen, Hajinews.id – Penyesalan dan kekecewaan tengah menyelimuti umat Islam di Dukuh Kowang, Desa Ngargotirto Kecamatan Sumberlawang, Sragen, Jawa Tengah. Mereka menyesal karena telah merobohkan masjid di kampungnya, sedangkan donasi yang dijanjikan untuk renovasi tempat ibadah itu jauh dari harapan.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Rencana warga untuk beribadah Ramadan di Masjid Al Fattah yang baru direnovasi pupus. Tempat ibadah yang sudah dirobohkan itu belum juga terbangun kembali.

Bantuan dana miliaran rupiah yang dijanjikan donatur tak kunjung cair. Dana yang didapat dari donatur ternyata hanya sekitar Rp10 juta.

Awalnya Hanya Ingin Perbaiki Kerusakan
Berdasarkan informasi yang dihimpun, warga telah sepakat untuk merobohkan Masjid Al Fattah pada Februari lalu. Keputusan merobohkan masjid diambil setelah ada orang yang mengaku dekat dengan penyandang dana asal Jakarta. Dia menyarankan agar masjid lama diganti dengan bangunan baru.

Ketua pembangunan kembali Masjid Al Fattah Agus Pudiyono mengatakan, awalnya warga hanya ingin merenovasi masjid, karena ada beberapa kerusakan yang harus segera diperbaiki. Saat muncul ide renovasi, ada orang yang datang membawa kabar baik.

“Jadi ada orang yang datang, mengaku-aku dekat dengan seorang dermawan dari Jakarta. Dia menjanjikan pembangunan masjid seutuhnya dengan dana besar,” ujar Agus, Senin (4/4).

Dia pun menyarankan agar masjid di kampung itu dirobohkan. Setelah itu akan diganti dengan bangunan baru dengan anggaran sepenuhnya akan ditanggung donatur tersebut.

“Dia itu meyakinkan takmir dan warga. Katanya akan dibangunkan masjid baru di tempat yang sama. Dana yang dibutuhkan warga untuk pembangunan masjid tersebut akan ditanggung semua,” papar Agus.

Hanya Diberi Rp10 Juta
Saat itu warga sangat percaya dengan janji itu. Mereka akhirnya sepakat merobohkan masjid. Warga semakin yakin ketika sang perantara mendesak untuk segera dibuatkan rencana anggaran biaya (RAB) dan desain masjid yang diinginkan. Hasil penghitungan, masjid dengan desain baru itu menghabiskan anggaran hingga Rp1,3 miliar.

Setelah masjid dirobohkan, warga kemudian menanyakan janji dana dari orang yang menyanggupinya. Namun tak ada jawaban. Dia hanya bisa memberikan uang Rp10 juta.

Warga terpukul karena dana yang dijanjikan itu tidak bisa diserahkan, sementara masjid sudah terlanjur dirobohkan. “Saat ini warga dalam kondisi kebingungan, saya ditunjuk sebagai ketua pembangunan kembali masjid kampung. Saya sendiri juga bingung, bagaimana bisa membangun lagi masjid tanpa ada dana memadai,” katanya.

Terpaksa Beribadah di Rumah Warga
Kepala Desa Ngargotirto Sumadi membenarkan, adanya seorang perantara yang merupakan warga setempat. Namun, tak satu pun warga yang mengenali donatur yang dijanjikan.

Dari kabar yang didapat, lanjut kepala desa, donatur itu masih mau menjual tanah di Jakarta. “Ceritanya masih menunggu jual tanah di Jakarta. Tapi sekarang belum laku,” terangnya.

Sumadi menambahkan, untuk keperluan ibadah di bulan Ramadan, mereka terpaksa menggunakan rumah penduduk. “Sementara kita gunakan rumah warga dulu untuk kegiatan keagamaan. Salat tarawih di rumah warga dulu,” tutupnya

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *