Sekjen MUI: Syawal Momentum untuk Indonesia yang Berkemajuan

momentum Syawal
Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Dr Amirsyah Tambunan
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.idSyawal Momentum untuk Indonesia yang Berkemajuan. Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Dr Amirsyah Tambunan mengatakan bulan Syawal adalah momentum yang tepat untuk meningkatkan hubungan silaturahmi dengan semua kekuatan umat dan bangsa.

Hal itu dia sampaikan dalam Silaturahmi Idul Fitri 1443 bersama Sivitas Akademika Universitas Muhammadiyah Hamka (Uhamka) yang digelar secara daring, Senin (9/5/2022).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Buya Amirsyah, sapaan akrabnya, menekankan pentingnya memperkuat silaturahmi setelah menjalankan ibadah puasa selama satu bulan. Menurutnya, hal itu penting untuk memperkuat kebersamaan dalam memelihara eksistensi semua hal,termasuk lembaga pendidikan seperti Uhamka.

“Karena membawa nama besar Prof Dr Hamka sebagai Ketua Mejelis Ulama Indonesiapertama yang dikenal sebagai ilmuan, sastrawan, mubaligh. Bukan saja di Indonesia akan tetapi juga di dunia internasional,” ungkapnya.

Untuk itu Buya Amirsyah berpesan ketokohan Buya Hamka harus menjadi perekat dalam meningkatkan hubungan silaturahmi dengan semua kekuatan umat dan bangsa.

Oleh karena itu penting menjadikan momentum Syawal untuk Indonesia yang berkemajuan dengan limah langkah berikut

Pertama, memperkuat hubungan kasih sayang (silaturahmi) sesama sivitas akademika dengan sejumlah lapisan masyarakat baik masyarakat perkotaan maupun petadi di pedesaan, karena pada umumnya penduduk Indonesia yang kehidupannya berasal dari petani.

“Apalagi sebagai negara agraris harus saling memperkuat kohesivitas sosial, berupa kepedulian, kepekaan sosial antara masyarakat perkotaan dengan pedesaan di tengah kesulitan ekonomi akibat dampak pandemi Covid-19,” ungkapnya.

Kedua, Buya Amirsyah menjelaskan, sebagai makhluk sosial manusia sebelum dilahirkan ke permukaan bumi telah membuat janji setia agar memperkuat hubungan silaturahmi, namun manusia mengingkari janjinya sebagaimana firman Allah dalam Ar-Ra’d: 25

وَٱلَّذِينَ يَنقُضُونَ عَهْدَ ٱللَّهِ مِنۢ بَعْدِ مِيثَٰقِهِۦ وَيَقْطَعُونَ مَآ أَمَرَ ٱللَّهُ بِهِۦٓ أَن يُوصَلَ وَيُفْسِدُونَ فِى ٱلْأَرْضِ ۙ أُو۟لَٰٓئِكَ لَهُمُ ٱللَّعْنَةُ وَلَهُمْ سُوٓءُ ٱلدَّارِ

“Orang-orang yang merusak janji Allah setelah diikrarkan dengan teguh dan memutuskan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan dan mengadakan kerusakan di bumi, orang-orang itulah yang memperoleh kutukan dan bagi mereka tempat kediaman yang buruk. |

Ketiga, kekuasaan menjadi media silaturahmi, bukan sebaliknya merusak hubungan silaturahmi, sebagaimana firman Allah dalam Muhammad: 22-23

فَهَلۡ عَسَيۡتُمۡ اِنۡ تَوَلَّيۡتُمۡ اَنۡ تُفۡسِدُوۡا فِى الۡاَرۡضِ وَتُقَطِّعُوۡۤا اَرۡحَامَكُمۡ اُولٰٓٮِٕكَ الَّذِيۡنَ لَعَنَهُمُ اللّٰهُ فَاَصَمَّهُمۡ وَاَعۡمٰٓى اَبۡصَارَهُمۡ ”

“Apakah sekiranya kamu berkuasa, kamu akan berbuat kerusakan di bumi dan memutuskan hubungan silaturrahmi atau kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dikutuk Allah lalu dibuat tuli (pendengarannya) dan dibutakan penglihatannya.”

Keempat, kewajiban untuk memperbaiki dan memperkuat hubungan silaturahmi, dengan dasar iman, berhijrah sebagaimana al-Anfal: 75.

وَالَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا مِنۡۢ بَعۡدُ وَهَاجَرُوۡا وَجَاهَدُوۡا مَعَكُمۡ فَاُولٰۤٮِٕكَ مِنۡكُمۡ‌ؕ وَاُولُوا الۡاَرۡحَامِ بَعۡضُهُمۡ اَوۡلٰى بِبَعۡضٍ فِىۡ كِتٰبِ اللّٰهِ‌ؕ اِنَّ اللّٰهَ بِكُلِّ شَىۡءٍ عَلِيۡمٌ “

“Dan orang-orang yang beriman setelah itu, kemudian berhijrah dan berjihad bersamamu maka mereka termasuk golonganmu. Orang-orang yang mempunyai hubungan silaturrahmi itu sebagiannya lebih berhak terhadap sesamanya (daripada yang bukan kerabat) menurut Kitab Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

Kelima, Buya Amirsyah menlanjutkan, salah satu tolak ukur kemajuan peradaban bangsa karena hubungan silaturahmi yang dapat mencegah perpecahan, adu domba, dan fitnah seperti yang dilakukan para buzzer. “Harus segera dihentikan karena kontra produktif dengan peradaban Indonesia yang berkemajuan,” tuturnya.

Oleh sebab itu, kata Buya Amirsyah, Rasulullah SAW telah memerintahkan agar kita pelihara silaturahmi yang baik karena dapat memanjangkan umur dan meluaskan rezeki sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

عَنْ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ أَخْبَرَنِي أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ

Dari Ibnu Syihab dia berkata; telah mengabarkan kepadaku Anas bin Malik bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa ingin lapangkan pintu rizqi untuknya dan dipanjangkan umurnya hendaknya ia menyambung tali silaturahmi.” (HR. Bukhari, Shahih No. 5986 versi Fathul Bari).

Acara ini dihadiri lebih dari 450 peserta alumni Uhamka se-Indonesia. Hadir Ketua Badan Pelaksana Harian (BPH) yang juga Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiya Prof Dr H Dadang Kahmad Msi; Rektor Uhamka Prof Dr Gunawan Saputro,Prof Dr Yunan Yusuf, dan seluruh jajaran rektorat, dekan, dan mahasiswa.

Gunawan Saputro dalam sambutan mengatakan tujuan silaturahmi pascapuasa Ramadhan untuk mengeratkan kebersamaan, karena kebersamaan dapat menjadi solusi dalam mengatasi berbagai permasalahan umat dan bangsa. “Untuk itu tema silaturahmi ini Tarbiah Ramadan untuk Indonesia Berkemajuan,” ujarnya.

Sementara itu Dadang Kahmad mengatakan silaturahmi keluarga besar Uhamka harus menjadi momentum untuk memperkuat kebersamaan dan kinerja sesama keluarga besar Uhamka sebagai lembaga amal usaha Muhammadiyah sehingga Uhamka menjadi perguruan tinggi yang dapat berkiprah untuk Indonesia yang berkemajuan. (*)

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *