اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيْرًا بَصِيْرًا، تَبَارَكَ الَّذِيْ جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوْجًا وَجَعَلَ فِيْهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيْرًا. أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وُرَسُولُهُ الَّذِيْ بَعَثَهُ بِالْحَقِّ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا، وَدَاعِيَا إِلَى الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيْرًا
اللهم صل و سلم على هذا النبي الكريم و على آله و أصحابه و من تبعهم بإحسان إلى يوم الدين. أما بعد
Merawat Kemerdekaan
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Kemerdekaan sebagai sebuah nikmat yang agung perlu untuk dirawat agar nikmat ini tidak sirna atau lenyap. Sebab suatu nikmat itu bisa lenyap akibat tidak ada upaya untuk memelihara dan merawat nikmat tersebut.
Misalnya saja nikmat kesehatan itu bisa saja lenyap dan berubah menjadi kondisi sakit kronis yang menimpa seseorang akibat tidak merawat kesehatannya dan justru melakukan segala hal yang bisa merusak kesehatan tersebut dari waktu ke waktu.
Demikian pula dengan nikmat kemerdekaan. Pada prinsipnya cara untuk merawat nikmat kemerdekaan sama dengan cara merawat nikmat-nikmat Allah Ta’ala yang lain. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. [Ibrahim: 7]
Ayat ini secara tegas dan jelas menyatakan bahwa suatu nikmat itu akan terus ada bahkan bertambah bila penerima nikmat tersebut mampu bersyukur dengan benar dan nikmat itu akan lenyap dan sirna bila tidak bersyukur kepada Allah dengan benar.
Syaikh Abdurrahman As-Sa’di saat menerangkan ayat ini mengatakan,”dan diantara bentuk siksa-Nya, adalah Allah akan melenyapkan nikmat yang telah Allah curahkan dari mereka. Bersyukur hakikatnya adalah pengakuan hati terhadap nikmat-nikmat Allah dan menyanjung Allah karenanya, serta mempergunakannya dalam keridhaan Allah. Sementara kufur terhadap nikmat Allah mempunyai pengertian yang berlawanan dengannya.[ii]
Untuk itu, tak ada jalan lain untuk merawat nikmat kemerdekaan selain menggunakan nikmat kemerdekaan ini untuk meraih ridha Alllah Subhanahu wa Ta’ala. Dan tidak ada jalan untuk meraih ridha Allah Ta’ala kecuali dengan mentaati seluruh hukum-Nya, perintah dan larangan-Nya di seluruh bidang kehidupan.Wallahu a’lam
Doa Penutup
Demikian khutbah Jumat tentang kemerdekaan yang bisa kami sampaikan tentang mensyukuri nikmat kemerdekaan. Semoga bermanfaat. Marilah kita berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk mengakhiri khutbah ini.
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ الْمُوَحِّدِيْنَ الْمُخْلِصِيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِيْنَ ودَمِّرْ أَعْدَآئَنَا وَأَعْدَآءَ الدِّيْنِ وأَعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ
رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا، وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ الوَهَّابُ
رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
عِبَادَ اللهِ
إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
***