Di antara penyebab celakanya manusia adalah sikap menyepelekan dosa yang tampak kecil atau sederhana. Padahal, mau dosa kecil atau dosa besar di dalamnya ada unsur penentangan kepada Allah.
Bahkan, siapa menyepelekan dosa kecil, dia akan membuatnya tumbuh menjadi dosa besar tanpa dia sadari.
Bukankah kebakaran hebat kerap berawal dari percikan api kecil yang tidak segera dipadamkan? Bukankah rerumput ilalang kering dan tampak rapuh bisa mengikat seekor gajah saat dia dipilin menjadi sebuah tali? Demikian halnya perzinahan, bukankah dia berawal dari pandangan mata yang tidak terjaga?
“Di antara sebab dosa kecil menjadi besar adalah seorang hamba menganggap remeh dosa tersebut dan tidak bersedih karena dosa (yang pernah dia lakukan),” demikian Imam Al-Ghazali menasihatkan (Al-Arba’in fî Ushûlid Dîn).
Itulah mengapa orang-orang dari kalangan salafush shalih sangat peka terhadap perbuatan dosa, sekecil apapun. Bahkan, bagi sementara dari mereka tidak ada yang namanya dosa kecil karena setiap dosa adalah dosa besar. Mengapa? Karena dia telah menyelisihi Allah Azza wa Jalla.
Simaklah apa yang dikatakan oleh sahabat Anas bin Malik ra.
“Sesungguhnya kalian melakukan suatu perbuatan yang di mata kalian lebih halus dibandingkan sehelai rambut. Namun, kami menilainya pada zaman Rasulullah ﷺ termasuk dalam dosa yang membinasakan.” (HR Al-Bukhari, No. 6492)
#Ingin berlangganan Tausiyah Harian dari Team Tasdiqul Quran
📲#Daftar via WhatsApp
Semoga informasi ini bermanfaat