Hajinews.id – Hadirnya Anies Rasyid Baswedan sebagai salah satu kandidat kuat presiden dalam Pemilihan Umum 2024 memunculkan kecemasan pada kalangan yang anti-Anies. Mereka terjangkit Anies-phobia.
Moch. Eksan, politisi Nasional Demokrat, mengatakan, kalangan anti-Anies dilanda ketakutan dan kecemasan akut menyusul kekalahan mereka dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta pada 2017. “Atas kekalahan tersebut, sepertinya belum bisa move on dan menyalahkan Anies beserta para penyokongnya dengan menggunakan predikat ‘politik identitas’,” katanya, Rabu (12/10/2022).
Eksan menyebut tudingan ‘politik identitas’ ini digunakan oleh anti Anies untuk mengonsolidasikan rasa kecewa dan marah akibat kekalahan pada Pilkada DKI Jakarta 2017. “Padahal, ada fakta, selama lima tahun Anies memimpin Jakarta tak ada satu pun kebijakannya yang mengatasnamakan kepentingan kelompok tertentu,” katanya.
“Semua diperlakukan setara. Tak ada kegaduhan sosial yang berlatar konflik SARA. Ini bukti, Anies seorang pemimpin yang bisa mengelola keanekaragaman dalam persatuan,” kata Anies.
Eksan mengingatkan, Anies adalah anak keturunan hadrami yang ikut meletakkan kerangka landasan Indonesia merdeka. “AR Baswedan, kakeknya, adalah anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP), Wakil Menteri Penerangan kedua pada era Sutan Sjahrir dan ditetapkan sebagai pahlawan nasional,” katanya.
Rasyid Baswedan, ayah Anies, adalah pengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia. Aliyah Rasyid, ibunya, adalah pengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. “Darah pejuang dan guru mengalir dalam tubuh Anies,” kata Eksan.