Kenapa Waktu Cepat Berlalu?, ini Penjelasannya dalam Al Quran dan Hadits

Kenapa Waktu Cepat Berlalu
Kenapa Waktu Cepat Berlalu. Foto: unsplash
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Apakah kini sang waktu berlalu begitu cepat? Jika waktu berlalu sedemikian singkat dan lebih cepat, niscaya benar adanya menurut penjelasan saintifik. Sementara dalam Islam, bentangan penjelasannya dapat ditemui dalam Al Quran dan Hadits Shahih.

Waktu atau masa yang berlalu dengan cepat atau singkat termasuk dalam tanda-tanda kiamat kiamat sudah dekat. Hal itu mengisyaratkan pula tanda-tanda kedatangan Imam Mahdi semakin dekat.Hal ini berdasarkan beberapa Hadits Shahih, sabda Rasulullah SAW:

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَتَقَارَبَ الزَّمَانُ فَتَكُونُ السَّنَةُ كَالشَّهْرِ وَالشَّهْرُ كَالْجُمُعَةِ وَتَكُونُ الْجُمُعَةُ كَالْيَوْمِ وَيَكُونُ الْيَوْمُ كَالسَّاعَةِ وَتَكُونُ السَّاعَةُ كَالضَّرَمَةِ بِالنَّارِ

“Dari Abu Hurairah, Nabi ﷺ berkata: Kiamat tidak akan terjadi hingga waktu terasa berlalu begitu cepatnya. Satu tahun terasa seperti satu bulan, satu bulan seperti seminggu, satu minggu seperti satu hari, dan satu hari seperti satu jam, dan satu jam seperti kedipan mata.” (HR: Ahmad).

Dikutip dari laman Zakatydsf.or.id, Ibnu Hajar Al Asqolani dalam kitab Fathul Bari-nya menjelaskan yang dimaksud dari hadist di atas ialah hilangnya keberkahan hidup.

Harta kekayaan yang mereka peroleh sesungguhnya tidak ada gunanya, habis begitu saja.

Begitu pula anak, orang mengatakan banyak anak banyak rezeki. Namun yang terjadi malah sebaliknya.

Abu Hurairah mendengar Rasulullah SAW bersabda:

قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقْبَضَ الْعِلْمُ وَتَكْثُرَ الزَّلَازِلُ وَيَتَقَارَبَ الزَّمَانُ وَتَظْهَرَ الْفِتَنُ وَيَكْثُرَ الْهَرْجُ وَهُوَ الْقَتْلُ الْقَتْلُ حَتَّى يَكْثُرَ فِيكُمْ الْمَالُ فَيَفِيضَ

“Nabi ﷺ bersabda: “Tidak akan terjadi hari kiamat kecuali setelah hilangnya ilmu, banyak terjadi gempa, waktu seakan berjalan dengan cepat, timbul berbagai macam fitnah, Al haraj -yaitu pembunuhan- dan harta melimpah ruah kepada kalian.” (HR: al-Bukhari).

Imam An-Nawawi mengatakan:

فيَصِير الِانْتِفَاع بالْيَوْمِ مثلاً بِقَدْرِ الِانْتِفَاع بِالسَّاعَةِ الْوَاحِدَة

“Sudah semakin singkatnya keberadaan waktu sehari seperti keadaan waktu satu jam saja.”

Hilangnya keberkahan waktu

Al-Imam Ibn Hajar menyatakan bahwa pada akhir zaman itu manusia akan merasa waktunya akan semakin pendek. Hal ini disebabkan oleh hilangnya berkah waktu, akibatnya ketika hari berlalu begitu saja tanpa ada manfaatnya.

Dalam bukunya al-Fitan wa Asyrat al-Sa’ah, Abu Anas Shadiq menjelaskan penyebab dari hilangnya keberkahan waktu karena masyarakat banyak melakukan maksiat.

Iman mereka lemah, banyak orang memakan harta haram, korupsi dll,hal ini menjadikan kehidupan keluarga mereka tidak dipenuhi berkah.

Memang orang kelihatan kaya dan memegang uang banyaak. Tetapi kekayaan dan melimpahnya harta tidak diimbangi dengan keberkahan, yang akhirnya menjadi kehidupan mereka tidak damai, selalu galau dan hampa.Pandangan yang sama juga diungkapkan oleh al-Imam al-Nadwawi. Kata al-Nawawi:

الْمُرَادُ بِقِصَرِهِ عَدَمُ الْبَرَكَةِ فِيهِ

“Dan yang dimaksud dengan singkatnya waktu itu adalah karena hilangnya berkah waktu.”

Para ulama terdahulu menghasilkan karya-karya yang sulit untuk diproduksi oleh generasi sekarang. Sebagai contoh apa yang dilakukan al-Imam al-Nawawi.

Menurut Ibn al-Attar, al-Imam al-Nawawi meninggal pada usia 45 tahun (Tuhfah al-Talibin, 43). Bahkan melalui usia yang singkat, ia meninggalkan karya yang tak terhitung jumlahnya.

Dr. Khalid Abu Syadi menyebutkan bahwa jika kita membagi usia harapan hidup al-Nawawi dengan jumlah karyanya, kita akan menemukan bahwa al-Nawawi menulis empat lembar kertas setiap hari. (Sibaq Nahw al-Jinan, 23).

Menurut al-Khatib al-Baghdadi, al-Imam Ibn Jarir al-Tabari (M310H) menulis 40 lembar kertas setiap hari. Dr. Abu Syadi menjelaskan, jika kita mempertimbangkan usia al-Imam al-Tabari dengan kebiasaan menulisnya sehari-hari, tulisannya mencapai jumlah hampir 584.000 lembar tulisan yang dihasilkan.

Ditakik dari laman MadaniNews.id, cendekiawan muslim Andan Oktar, yang lebih dikenal dengan Harun Yahya.

Dalam sebuah wawancara di stasiun televisi, ia mengungkapkan, kemajuan teknologi sangat berefek terhadap cepatnya pergantian waktu. Perjalanan yang dulu berlangsung beberapa bulan, kini dapat dilakukan hanya dalam  beberapa jam saja.

Komunikasi yang membutuhkan waktu berbulan-bulan, berminggu-minggu untuk menjangkau antar daerah, negara, dan benua, saat ini dapat dilakukan dalam hitungan menit, bahkan detik, melalui fasilitas intenet dan alat komunikasi lainnya. Selain itu, tugas sehari-hari seperti membersihkan, memasak, penitipan anak, dan belanja tidak lagi membutuhkan banyak waktu dengan bantuan teknologi.

Menurut Harun Yahya, di ruang antara bumi dan ionosfer konduktif terdapat getararan alami, yang disebut resonansi schumann. Frekuensi ini dikenal dengan detak jantung dunia.

Resonansi Schumann sangat penting karena membungkus bumi dan terus menjaga alam. Semua bentuk kehidupan berada di bawah pengaruhnya.

Getaran ini secara terus menerus diukur oleh pusat penelitian fisika terkemuka di dunia. Pada tahun 1950, resonansi schumann diukur pada skala 7,8 hertz. Nilai ini dianggap tetap konstan. Akan tetapi,  tahun 1980 terjadi perubahan tiba-tiba, resonansi schumann diukur di atas 11 hertz. Laporan terbaru mengungkapkan bahwa angka ini akan terus meningkat lagi.

Perubahan resonansi Schumann ini sangat berdampat terhadap percepatan waktu. Dengan demikian, waktu 24 jam terasa seperti 12 ajam atau kurang.

Meskipun ilmu pengetahuan dapat mengukur kecepatan resonansi schumann, tetapi para ahli tidak bisa menjelaskan faktor apa yang menyebabkan getaran ini terus meningkat dan naik.***

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *