Hikmah Malam: Ihtiar itu Perbuatan, Rezeki itu Kejutan

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Aku melihat hidup orang lain begitu nikmat. Sebenarnya dia menutup kekurangannya tanpa perlu berkeluh kesah.

Aku melihat hidup teman-temanku tak ada duka dan kepedihan. Sebenarnya dia pandai menutup dukanya dengan bersyukur dan redha.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Aku melihat hidup saudaraku tenang tanpa ujian. Sebenarnya dia begitu menikmati badai hujan dalam kehidupannya.

Aku melihat hidup sahabatku begitu sempurna. Sebenarnya dia berbahagia dengan apa yang dia ada.

Aku melihat hidup tetanggaku sangat beruntung. Ternyata dia selalu tunduk pada Allah untuk bergantung.

Setiap hari aku belajar memahami dan mengamati setiap hidup orang yang aku temui. Ternyata aku yang kurang mensyukuri nikmat Allah.

Bahwa di satu sudut dunia lain masih ada yang belum beruntung memiliki apa yang aku ada saat ini.

Dan satu hal yang aku ketahui, bahwa Allah tak pernah mengurangkan ketetapanNya. Hanya akulah yang masih saja mengkufuri nikmat suratan takdir Ilahi.

Maka aku merasa tidak perlu iri hati dengan rezeki orang lain. Mungkin aku tak tahu dimana rezekiku. Tapi rezekiku tahu di mana diriku berada.

Dari lautan biru, bumi dan gunung, Allah telah memerintahkannya menuju kepadaku.

Allah menjamin rezekiku, sejak 9 bulan 10 hari aku dalam kandungan ibuku.

Amatlah keliru bila bertawakkal rezeki dimaksudkan dari hasil bekerja. Kerana bekerja adalah ibadah, sedangkan rezeki itu urusanNya.

Melalaikan kebenaran dan gelisah dengan apa yang dijaminNya, adalah kekeliruan berganda.

Manusia membanting tulang, demi angka simpanan gaji, yang mungkin esok akan ditinggal mati.

Mereka lupa bahwa hakikat rezeki bukan apa yang tertulis dalam angka, tapi apa yang telah dinikmatinya.

Rezeki tak selalu terletak pada pekerjaan kita, Allah menaruh sekehendakNya.

Siti Hajar berulang alik dari Safa ke Marwah, tapi air Zamzam muncul dari kaki anaknya, Ismail.

Ikhtiar itu perbuatan. Rezeki itu kejutan.

Dan yang tidak boleh dilupakan, setiap hakikat rezeki akan ditanya kelak, “Dari mana dan digunakan untuk apa?”

Karena rezeki hanyalah “hak pakai”, bukan “hak milik”. Halalnya dihisab dan haramnya diazab.

بَارَكَ اللهُ فِيْكُم

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *