Islamnya Panglima Perang Persia Melihat Sosok Umar Bin Khattab

Islamnya Panglima Perang Persia
Islamnya Panglima Perang Persia
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.idKhosrow II adalah raja ke-24 dari dinasti Sasaniyah. Dinasti ini memerintah Kerajaan Persia sejak awal abad ke-3 Masehi. Kematiannya pada tanggal 28 Februari 628 juga menandai berakhirnya kerajaannya.

Hanya 23 tahun setelah kematian Khosrow II, Kekaisaran Persia jatuh.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Dalam dua dekade terakhir, kerajaan-kerajaan yang menganut agama penyihir telah puluhan kali berganti kepemimpinan.

Empat dinasti berbeda memperebutkan tahta, semakin melemahkan pertahanan negara.

Dalam keadaan rentan seperti itu, Persia sebenarnya sangat mungkin dihancurkan oleh Bizantium.

Akan tetapi, bukan kerajaan Nasrani itu yang menyudahi riwayat Persia. Justru Islam-lah yang mampu merebut kedaulatan negeri di Dataran Tinggi Iran itu pada abad ketujuh.

Sesudah wafatnya Nabi Muhammad SAW pada 632, kaum Muslimin dipimpin Abu Bakar ash-Shiddiq.

Selama masa pemerintahannya, sang khalifah berhasil mengukuhkan persatuan umat Islam di seluruh Jazirah Arab.

Sahabat yang juga mertua Rasulullah SAW itu memulai ekspedisi militer untuk melawan kekuatan Persia di sekitar Sungai Eufrat dan Tigris pada 633.

Satu tahun kemudian, ayahanda sang ummul mu`minin Aisyah itu berpulang ke rahmatullah.

Kepemimpinannya dilanjutkan Umar bin Khattab. Sosok bergelar al-Faruq itu pun meneruskan kebijakan Abu Bakar untuk menghalau Persia.

Bagaimanapun, strategi yang diterapkannya cenderung defensif, yakni semata-mata mempertahankan wilayah Mesopotamia atau Irak.

Waktu itu, pasukan Islam yang dipimpin Sa’ad bin Abi Waqqash bertugas mengamankan Irak.

Panglima Persia, Hormuzan, sudah menyingkir bersama pasukannya ke timur. Umar ingin agar Sa’d tidak perlu mengejar balatentara Persia.

Akan tetapi, kebijakan sang amirul mu`minin dimaknai berbeda oleh Hormuzan, yang menyangka bahwa Muslimin takut kepadanya.

Ia lalu memprovokasi letupan-letupan konflik di perbatasan Irak sehingga mengganggu ketenteraman penduduk setempat.

Gelombang pertempuran pun tak terhindarkan. Pasukan Islam berhasil mematahkan kekuatan tentara Hormuzan.

Akhirnya, Persia terpaksa memohon perjanjian damai dengan Muslimin. Sa’d membolehkan para prajurit yang sebelumnya ditawan untuk dibebaskan dengan sejumlah tebusan.

Namun, Hormuzan dan sejumlah pendampingnya tetap ditahan, untuk kemudian di bawa ke Madinah.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *