“Artinya, konsentrasi materi di alam semesta berkurang saat alam semesta mengembang,” katanya.
Karena ruang angkasa mengembang, galaksi-galaksi mungkin tampak seolah-olah bergerak lebih cepat dari cahaya, tanpa melanggar relativitas.
“Ukuran sebenarnya dari alam semesta yang dapat diamati adalah 46 miliar tahun cahaya ke segala arah, meskipun alam semesta baru dimulai 13,8 miliar tahun yang lalu,” jelas Mack.
Namun menurut Mack, ukuran itu masih membatasi ukuran alam semesta yang bisa dilihat manusia. Singkatnya, apa pun di luar radius 46 miliar tahun cahaya itu tidak akan terlihat oleh penduduk bumi dan tidak akan pernah terlihat.
“Itu karena jarak antara benda-benda di alam semesta terus membesar dengan kecepatan yang lebih cepat daripada sinar yang bisa sampai ke Bumi,” tegas Mack.
Mack mengatakan ada upaya berkelanjutan untuk menyelesaikan pertanyaan apakah alam semesta itu seperti bola atau melengkung ke belakang dengan sendirinya, sehingga jika semut melakukan perjalanan ke satu arah, semut akhirnya kembali ke titik awal.
“Kami mencari titik berulang di langit. Itulah yang dicari orang ketika mencari bukti bahwa alam semesta itu terbatas. Ruang kita bisa menjadi ruang 3D yang tertanam dalam ruang empat dimensi,” tutur pakar astrofisika tersebut.