Air Mata Sepak Bola Di Atas Gerobak Sepeda Es Cendol

Air Mata Sepak Bola Di Atas Gerobak Sepeda Es Cendol
Geisz Chalifah
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Kedudukan dari babak pertama hingga perpanjangan waktu tetap kosong kosong, hingga akhirnya dilangsungkan adu Pinalti. Disaat masih kelas Dua SMP saat itu, Saya berdoa sepanjang pertandingan. Bila bola terambil ke kaki pemain PSSI maka saya bergumam Alhamdulillah bila Korea menyerang maka saya berulang ulang bergumam, “jangan kasih masuk ya Allah.” Seluruh badan keluar keringat dingin dan ketegangan semakin menjadi jadi.

Tibalah waktunya adu Pinalti. Seluruh doa untuk kemenangan Indonesia terucap sambil menutup mata bila pemain korea menendang bola dan berharap ketika membuka mata tembakannya tidak masuk. Sebaliknya berdoa sepenuh harap agar seluruh pemain PSSI dapat memasukkan bola ke gawang Korea Utara.
Akhirnya Indonesia gagal melewati babak akhir dari penyisihan Olimpiade, Oyong Liza dan Anjas Asmara gagal memasukkan tendangan pinalti ke gawang korea Utara.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Jakarta mulai sepi, hari menjelang tengah malam, diatas gerobak sepeda di jalan raya Sudirman -Thamrin menuju senen, saya tak bisa menghentikan air mata. Bapak dari Medan Penjual es Cendol itu dengan setengah teriak mengeluarkan kepegelan hatinya, berkata pada saya : “Nanti pada saat Kau sudah besar, Indonesia akan berjaya di Piala Dunia,”

Sayangnya harapan teman saya, bapak tukang es cendol itu (mungkin sdh almarhum sekarang) setelah lebih dari 40 puluh tahun belum juga terwujud.

Bahkan persepakbolaan Indonesia semakin menyedihkan.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *