Orang-orang pun takjub dengan kekuatan tongkat Abu Nawas itu. Padahal, kenyataannya itu hanya akal-akalan Abu Nawas saja. Dia sudah menaburkan sebuah bubuk di pohon itu dan ketika aba-aba saudagar itu melemparkan api ke pohon tersebut.
Setelah itu, Abu Nawas membagikan tongkat itu kepada semua orang yang berada di sana dengan ukuran dan jumlah yang banyak pula.
Orang-orang pun pulang ke rumah masing-masing. Pada malam hari, si pencuri gundah. Ia pun memiliki ide untuk mengelabuhi Abu Nawas dengan memotong tongkat itu 5 cm.
Keesokan paginya, tongkat-tongkat itu pun dikembalikan kepada Abu Nawas. Si pencuri pun pulang ke rumahnya, namun belum sempat pergi jauh para pengawal langsung diperintahkan untuk menangkapnya.
Pencuri itu kaget dan heran. Pencuri tersebut dibawa ke hadapan Abu Nawas.
“Ternyata selama ini kamu pencurinya,” ujar Abu Nawas.
“Mana buktinya, jangan sembarangan menuduh,” kata si pencuri.
“Buktinya tongkatmu berkurang 5 cm karena kamu memotongnya, takut tongkatmu bertambah 5 cm. Ketahuilah mana ada tongkat yang bisa bertambah dengan sendirinya, itu hanya tipu muslihatku saja,” tegas Abu Nawas.
Mengetahui dirinya masuk perangkap Abu Nawas, si pencuri pun mengakui dan pasrah menerima hukuman. Wallahu a’lam bisshawab.