Kultum 163: Ittiba’ dan Meninggalkan Bid’ah

Ittiba’ dan Meninggalkan Bid’ah
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Haruslah dipahami bahwa Ikhlas itu tidak bisa bercampur dengan kemusyrikan atau dengan riya. Ikhlas juga tidak dapat dicampur dengan amal seseorang yang dimaksudkan untuk kepentingan duniawi. Karena itu, orang yang beramal harus benar-benar beramal demi wajah Allah semata (Ikhlas). Sampai di sini, kiranya jelaslah apa yang dimaksud dengan syarat (1) ikhlas dam beribadah.

Adapun mengenai syarat (2) ittiba’, maksudnya adalah hendaknya amal yang dilakukan untuk taqarrub kepada Allah itu sesuai dengan apa yang Allah syari’atkan dalam kitab-Nya atau yang diajarkan Rasul-Nya di dalam sunnahnya. Allah berfirman, “Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu” (QS. Al-Maidah, ayat 3).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Jelasnya, Allah telah menyempurnakan agama Islam ini bagi kita sebelum Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam berpindah keharibaan yang Mahatinggi (wafat). Jadi, Allah tidak membutuhkan seseorang untuk menambah dan mengurangi agama. Banyak sekali dalil dari Al-Qur’an dan Sunnah yang memerintahkan untuk ittibaa’, dan mengingatkan agar menjauh dari bid’ah dan dari membuat hal baru dalam agama. Allah juga berfirman,

لَّقَدۡ كَانَ لَكُمۡ فِي رَسُولِ ٱللَّهِ أُسۡوَةٌ

حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرۡجُواْ ٱللَّهَ وَٱلۡيَوۡمَ

ٱلۡأٓخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرًا

Artinya:

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah untukmu suri teladan yang baik, (maka) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat, (hendaklah) dia banyak menyebut Allah (QS. Al Ahzab, ayat 21).

Allah juga berfirman, “Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah, dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah” (QS. Al-Hasyr, ayat 7). Itupun masih dipertegas lagi, dengan firman Allah yang lain, “Katakanlah (Muhammad) jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihimu” (QS. Ali Imran, ayat 31).

Semoga sedikit yang kita baca ini menjadi pengingat bagi kita semua, dan kalau sekiranya bisa bermanfaat bagi yang lain, mari kita share kultum ini kepada sanak saudara dan handai taulan serta sahabat semuanya, semoga menjadi jariyah kita semua, aamiin.

اَلْحَمْدُ للَّهِ رَبِّ الْعالَمِينَ

وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Sumber : Ahmad Idris Adh                                                 —ooOoo—

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *