Kultum 165: Bagaimana Ittiba’ yang Benar

Bagaimana Ittiba’ yang Benar
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Mungkin kita lantas bertanya, apakah ada umat Muhammad (orang Islam) yang menolak dan tidak suka terhadap sunnah. Bukan saja ada, bahkan lebih buruk itu mereka menyelisihi perintah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, yakni dengan mengada-adakan perkara baru dalam agama dan melakukan bid’ah. Sehubungan dengan itu, Ubay bin Ka’ab radhiyallahu ‘anhu mengatakan,

عَلَيْكُمْ بِالسَّبِيلِ وَالسُّنَّةِ، فَإِنَّهُ لَيْسَ مِنْ

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

عَبْدٍ عَلَى سَبِيلٍ وَسُنَّةٍ ذَكَرَ الرَّحْمَنَ

عَزَّ وَجَلَّ فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ مِنْ خَشْيَةِ اللهِ

عَزَّ وَجَلَّ فَتَمَسَّهُ النَّارُ أَبَدًا، وَإِنَّ اقْتِصَادًا

فِي سَبِيلٍ وَسُنَّةٍ خَيْرٌ مِنِ اجْتِهَادٍ فِي

خِلَافِ سَبِيلٍ وَسُنَّةٍ

Artinya:

Hendaknya kalian berpedoman pada jalan yang lurus dan Sunnah, karena tidak ada seorang pun dari hamba Allah yang akan disentuh neraka selamanya, selagi ia berada di atas jalan yang benar dan Sunnah, di mana ia ingat kepada Ar-Rahman ‘Azza wa Jalla, lalu berderai air matanya karena takut kepada Allah ‘Azza wa jalla, dan sesungguhnya sederhana dalam jalan kebenaran dan jalan Sunnah itu lebih baik daripada bersungguh-sungguh dalam menyelisihi jalan kebenaran dan menyelisihi Sunnah.

Orang yang memperhatikan dalil-dalil Al-Qur’an dan As-Sunnah dia pasti akan mendapati bahwa bid’ah itu tertolak, diharamkan, terlarang bagi para pelakunya. Dia akan meyakini bahwa tidak ada perbedaan antara suatu bid’ah dengan bid’ah lainnya, walaupun bid’ah itu berbeda-beda derajat keharamannya, tergantung jenis bid’ahnya. Demikian itu karena itu bentuk larangan bid’ah itu pada dasarnya hanya ada satu ragam saja.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ

مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ

Artinya:

Jauhilah perkara (agama) yang diada-adakan karena setiap perkara (agama) yang diada-adakan adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah kesesatan (HR. Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ad-Darimi, Ibnu Hibban dan yang lainnya). Hadits ini adalah hadits shahih. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda,

مَنْ أَحْدَثَ فِيْ أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌ

Artinya:

Barangsiapa yang mengada-ada dalam urusan (agama) kami ini yang bukan bagian darinya, maka tertolak (HR. Al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ahmad).

Dua hadits di atas kiranya cukup untuk menunjukkan bahwa setiap perkara baru dalam agama dinamakan bid’ah, dan setiap bid’ah adalah kesesatan yang tertolak.

Semoga sedikit yang kita baca ini menjadi pengingat bagi kita semua, dan kalau sekiranya bisa bermanfaat bagi yang lain, mari kita share kultum ini kepada sanak saudara dan handai taulan serta sahabat semuanya, semoga menjadi jariyah kita semua, aamiin.

اَلْحَمْدُ للَّهِ رَبِّ الْعالَمِينَ

وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Sumber : Ahmad Idris Adh

—ooOoo—

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *