Saat Protes Semakin Membara, Mengapa Israel Berada di Ambang Perang Saudara?

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Israel dikabarkan berada di ambang perang saudara setelah protes anti-pemerintah meningkat akhir-akhir ini.

Alih-alih hanya mimpi, isu perang saudara kini menyebar, karena menurut jajak pendapat baru-baru ini, 67 persen orang Israel takut perang saudara bisa pecah.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Angka itu terungkap dalam investigasi Kanava 12 pekan lalu. Berdasarkan survei ini, hanya 29 persen responden yang tidak khawatir dengan perang, sedangkan 4 persen tidak tahu.

Padahal, isu perang saudara sudah berkecamuk sejak awal tahun ini, ketika pemerintah menyerukan undang-undang untuk mereformasi sistem peradilan.

Dengan perubahan tersebut, Netanyahu ingin memberi politisi lebih banyak kendali sambil melemahkan otoritas Mahkamah Agung.

Sebagaimana diberitakan, Netanyahu dan para pendukungnya berdalih bahwa saat ini, Mahkamah Agung sudah menjadi institusi yang berisi para elite dan tak mewakili kepentingan rakyat.

Namun, sebagian warga lainnya menolak amandemen itu. Menurut mereka, perombakan sistem peradilan itu mencoreng demokrasi Israel.

Rencana perombakan ini pun memicu gelombang unjuk rasa dari segala kalangan. Sejumlah warga menolak rencana perombakan sistem peradilan yang digagas Netanyahu, tapi sebagian lainnya mendukung pemerintah.

Massa pendukung dan penolak rencana pemerintah itu terkadang bertemu di satu titik. Kericuhan pun tak terhindarkan.

Di tengah kerusuhan yang terus membara, sejumlah pejabat Israel memperingatkan Netanyahu bahwa situasi di Israel dapat berubah menjadi perang saudara dengan cepat.

Netanyahu sendiri akhirnya mengakui bahwa Israel memang sudah di ambang perang saudara. Ia lantas memutuskan untuk menunda pembahasan reformasi sistem peradilan tersebut.

“Saya katakan sekarang, tidak boleh ada perang saudara. Masyarakat Israel berada di jalur persinggungan yang berbahaya. Kita berada di tengah krisis yang membahayakan persatuan dasar di antara kita,” ujar Netanyahu, seperti dikutip Times of Israel.

“Saya menyadari ketegangan luar biasa yang terbangun antara kedua belah pihak, antara dua bagian bangsa, dan saya memperhatikan keinginan banyak warga negara untuk menghilangkan ketegangan ini,” kata Netanyahu.

Israel disebut-sebut di ambang perang saudara

Walau menunda pembahasan, Netanyahu menegaskan bahwa reformasi itu bakal tetap disahkan. Menurutnya, reformasi tetap mesti dilakukan demi “memulihkan keseimbangan” yang sudah hilang di pemerintah Israel.

Merasa aspirasinya tak didengarkan, kubu penentang reformasi tetap turun ke jalan. Kubu pendukung Netanyahu pun makin getol melawan para demonstran.

The Jerusalem Post melaporkan ketegangan kian tinggi pada akhir pekan lalu. Di ruas-ruas jalan, para demonstran terlihat meneriakkan slogan-slogan pro-demokrasi dari balik barikade besi.

Di seberang mereka, terlihat massa pendukung Netanyahu meneriakkan slogan-slogan penyulut emosi seperti, “Pengkhianat!”

“Kengerian ledakan beracun yang mencuat dari pasukan pro-pemerintah semakin nyata dan dekat. Dari pengamatan pada Sabtu malam, tampaknya hanya tinggal waktu hingga terjadi pertumpahan darah di jalanan,” demikian kutipan artikel opini di The Jerusalem Post.

Sumber

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *