Orang Jepang Sukses Memproduksi Tempe Dari Kedelai Lokal

Taiki Miyazaki memproduksi tempe sendiri menggunakan kedelai lokal di Jepang(SRI LESTARI via BBC NEWS INDONESIA)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



“Kira-kira dua tahun pertama saya gagal terus karena cuaca. Di sini ada empat musim, ada musim gugur, musim panas, musim dingin, musim semi. Dua tahun saya gagal terus tetapi saya uji coba terus,” jelasnya.

Ia kemudian membuat tempat khusus pembuatan tempe yang terletak di belakang restoran. Suhu dan kelembapan di ruangan itu pun diatur.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Pembuatan tempe di mana-mana itu sama, tetapi ruangan fermentasinya yang berbeda,” paparnya sambil memperlihatkan ruangan tersebut.

Siang itu, dibantu adiknya, Raita Miyazaki, ia membuat sejumlah kemasan tempe untuk stok restoran. Selain untuk stok restoran, tempe-tempe dalam bentuk kemasan kecil dan siap santap juga dipasarkan di sebuah tempat yang menjual produk-produk lokal daerah itu.

Menanam kedelai sendiri

Kedelai tsukui untuk memproduksi tempe di Jepang.

Miyazaki juga mulai menanam kedelai tsukui sekitar awal tahun 2020 lalu di lahan yang disewanya. Kini, ia sudah memiliki lahan sendiri untuk menanam kedelai tersebut secara organik.

Menurutnya, kedelai lokal daerahnya memiliki rasa dan bentuk yang khas.

“Kedelai tsukui itu sedikit besar dan (rasanya) sedikit manis jadi hasil tempenya itu sedikit manis. Kedelainya sedikit besar dan rasanya sedikit manis,” kata Miyazaki.

Memproduksi tempe untuk membantu lansia

Selain ingin melestarikan kedelai lokal, Miyazaki juga memiliki alasan lain di balik produksi tempe, yaitu membantu para orang lanjut usia (lansia) di daerahnya.

Menurutnya, tempe sangat cocok untuk dikonsumsi lansia sebagai protein. Teksturnya yang lembut membuatnya mudah dikunyah dan kedelai yang difermentasi itu mudah dicerna oleh tubuh.

“Ada target saya ingin menyelesaikan masalah sosial dan lingkungan yang ada di daerah saya. Di Jepang kan banyak orang berusia lanjut dan mereka itu kurang (kuat) ototnya jadi mereka kurang bisa beraktivitas dengan baik. Lalu bagaimana caranya supaya sehat, harus banyak makan protein. Tempe itu kan dari kedelai fermentasi ya jadi gampang dicerna oleh tubuh. Jadi orang tua berusia lanjut lebih sehat,” tutur Miyazaki.

Orang Jepang memiliki tingkat harapan hidup yang tinggi. Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi pada 2022, jumlah lansia orang berusia 75 tahun ke atas sebanyak 19,3 juta jiwa dan yang berusia 65 tahun ke atas 36,2 juta jiwa.

Namun, niat untuk menawarkan tempe buatannya sebagai asupan protein lansia di fasilitas penitipan lansia terkendala pandemi.

“Selama pandemi itu tidak boleh masuk tempat perawatan lansia. Jadi sekarang itu dibuat seperti ini sudah tempe katsu kemasan. Ini juga sudah dijual dulu di pasaran lokal,” jelas Miyazaki.

Ibunda Taiki, Chieko Miyazaki, membantu meracik tempe menjadi masakan Jepang di Restoran Huckleberry.

Selama pandemi Miyazaki memasarkan tempe secara online melalui akun mendia sosial. Situasi kembali normal setelah tiga tahun pandemi virus corona.

Miyazaki mengatakan akan melanjutkan upayanya untuk memperkenalkan produk tempe untuk lansia agar mereka mendapatkan asupan protein yang cukup.

Sumber: kompas

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *