Bernapas dengan mulut dapat menyebabkan pelakunya mudah terserang selesma dan influenza, sebagaimana juga dapat mengeringkan gusi sehingga menyebabkan infeksi gusi. Selain itu, bernapas dengan mulut juga dapat menimbulkan pembengkakan gusi.
Kemudian pada posisi telentang, langit-langit mulut dan anak lidah (tekak) menghalangi lubang-lubang nasofaring dan aliran pernapasan sehingga menimbulkan dengkur. Seseorang yang tidur seperti ini akan bangun dalam keadaan mulut dan lidah yang tertutup lapisan putih, dan bau mulut yang tidak sedap.
Posisi ini tidak cocok untuk tulang punggung, karena dapat menyebabkan pembengkokan pada leher dan lumbar (tulang bawah punggung).
Tidur dengan menghadap ke kiri juga tidak baik, karena jantung saat itu berada di bawah tekanan paru-paru bagian kanan yang lebih besar dari paru-paru bagian kiri. Hal ini akan memengaruhi fungsi dan kinerja jantung, terutama bagi para lanjut usia. Selain itu, pada posisi ini, lambung yang terisi penuh juga akan menekan jantung dan hati.
Oleh karena itu, dianjurkan tidur menyamping ke kanan, dan merupakan posisi paling benar karena paru-paru sebelah kiri lebih kecil dari yang kanan sehingga beban jantung lebih ringan.
Hati tetap kukuh pada tempatnya dan tidak bergelayut, sedangkan lambung tetap stabil di posisinya. Lalu posisi ini lebih cepat dalam mengosongkan makanan di lambung setelah dicerna.
Tidur menyamping ke kanan adalah posisi tidur yang paling tepat dan dapat menghindarkan pelakunya dari ancaman berbagai penyakit.
Wallahu a’lam bisshawab.