Jadi, sejak nabi pertama, Nabi Adam hingga nabi terakhir Nabi Muhammad, semua menyatakan diri mereka sebagai Muslim (orang yang berserah diri), sebagaimana terkutip dalam ayat tersebut, “wa nahnu lahu muslimuun”: dan kami untuk-Nya berIslam. Dari ayat ini bisa dipahami bahwa seluruh Nabi dan Rasul hanya membawa satu ajaran Allah yakni agama Islam. Allah juga berfirman,
اِنَّ الدِّيْنَ عِنْدَ اللّٰهِ الْاِسْلَامُ ۗ وَمَا
اخْتَلَفَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ اِلَّا مِنْۢ
بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْ ۗ
وَمَنْ يَّكْفُرْ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ فَاِنَّ اللّٰهَ
سَرِيْعُ الْحِسَابِ
Artinya:
Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam, dan tidaklah berselisih orang-orang yang telah diberi Kitab kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian di antara mereka, dan barangsiapa ingkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya (QS. Ali ‘Imran, ayat 19).
Dari ayat 19 surat Ali ‘Imran tersebut, juga bisa dipahami mengapa muncul agama selain Islam segera setelah tiap-tiap Nabi dan utusan. Di dalam ayat tersebut jelas dan eksplisit dua sebab yang memunculkan agama lain,yaitu ‘berselisih’ dan ‘kedengkian’.
Namun Allah tetap menjaga agama Islam yang dengan melanjutkan kenabian dan kerasulan yang dilengkapi dengan syariat yang dibawa mereka. Dengan demikian, bisa dipahami pula bahwa tugas Nabi Muhammad bukan memperkenalkan agama Islam sebagai agama baru sejak 571 Masehi tersebut. Yang lebih tepat, Nabi Muhammad, sebagai Nabi terakhir, diutus untuk menyempurnakan akhlak. Bersambung, insyaAllah.
Semoga sedikit yang kita baca ini menjadi bahan renungan bagi kita semua, dan kalau sekiranya bisa bermanfaat bagi yang lain, mari kita share kultum ini kepada sanak saudara dan handai taulan serta sahabat semuanya, semoga menjadi jariyah kita semua, aamiin.
اَلْحَمْدُ للَّهِ رَبِّ الْعالَمِينَ
وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Sumber : Ahmad idris Adh. —ooOoo—