Faizal Assegaf: Saat Ini Organisasi Bernegara Disandera Watak Politik Dinasti

Organisasi Bernegara Disandera Watak Politik Dinasti
Faizal Assegaf
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Tutur Faizal, proyek pertama kan Jokowi titipkan Gibran sebagai proyek politik yang digendong oleh Ibu Megawati dan didukung loyalis PDIP. Ini suatu kerja politik yang sebenarnya memalukan. Partai PDIP yang begitu besar diberi tugas oleh Jokowi untuk melayani Gibran putra Presiden Jokowi. Dan sekarang Kaesang. Ibu Megawati berlutut, tidak berdaya.

“Pada kasus Kaesang ini publik melihat secara moral, pandangan moral Ibu Megawati seperti berlutut dan tidak berdaya dihadapan kekuasaan Petugas Partai yaitu Jokowi,”

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Kenapa berlutut ? Lanjut Faizal, karena Kalau Jokowi itu kader partai yang setia kepada PDIP yang membesarkan dirinya. Sebelum dia mengajak rakyat untuk berpartisipasi masuk ke PDIP maka dia pastikan anaknya, isterinya , kerabatnya bahwa partai ini bagus.

Masuknya Kaesang ke PSI, ini penghinaan terhadap Ibu Megawati. Sekaligus ini pesan yang menakutkan.

Bocah karbitan Istana Kaesang ini melegitimasi kepentingan Jokowi bahwa seolah-olah Jokowi mengatakan kepada seluruh pendukungnya besarkan PSI, hancurkan PDIP.

Lagi-lagi Faizal sebut sayangnya Ibu Megawati dan Puan Maharani terkesan berlutut dibawah bocah-bocah karbitan Istana.

Jadi sia-sia selama 10 tahun membesarkan Jokowi kemudian Jokowi berubah menjadi macan yang seolah-olah berbalik menerkam PDIP yang diposisikan sebagai diomba-domba yang tidak berdaya .

Faizal menilai, sekarang proyek PDIP hari-hari ke depan membicarakan dua putra Presiden Jokowi. Bolak balik mengamani gerak gerik Gibran, Kaesang. Berputar di situ.

“Apakah ini sebagai karma politik atau azab politik atau apalah saya ga tahu. Yang jelas gambaran moral ibu Megawati, Puan dll berlutut di Istana,” tandas Faizal

Ini sangat memalukan dipermainkan oleh bocah-bocah karbitan Istana. Ini bukan saja merusak demokrasi tapi disintegrasi. Karena di pusat kekuasaan, rakyat melihat dimana Presiden hanya sibuk melayani kepentingan anak-anaknya. Untuk melanjutkan syahwat kenikmatan kekuasaan di masa depan.

“Presiden cuek dengan apa yang terjadi seperti Rempang , cuek rakyat digebukin, ekonomi hancur-hancuran. Jadi organisasi bernegara disandera oleh watak politik dinasti yang bertentangan dengan prinsip konsensus bernegara,” pungkasnya. (Yoss)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *