Dramaturgi Tangisan Mas Goen

Dramaturgi Tangisan Mas Goen
Goenawan Mohamad
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Penuturannya, ia merasa dibohongi. Dan, itu tentang dihadirkannya Gibran, anak sulung Jokowi untuk melanggengkan kekuasaan. Seakan siasat dengan menyiasati konstitusi dimana sang anak dicantolkan sebagai cawapres Prabowo Subianto. Berharap kendali kekuasaan masih ada di tangannya. Itu yang buat Mas Goen keberatan. Tapi, benarkah itu yang membuatnya tersadar, dan lalu menangis.

Mas Goen tetap tampak tak hendak mendedahkan utuh kesuntukan hatinya. Tetap menyisakan ruang “cinta” untuk Jokowi, seperti sulit melepas. Tampak dalam pujinya, tak ada presiden sebelumnya yang sebaiknya pernah hadir di negeri ini. Itu tentang moralnya, katanya.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Jika saja ada yang tak setuju dengan ungkapan berlebihan tentang moral Jokowi, itu tak mengapa. Meski berjibun “dosa” Jokowi bisa diungkap berderet, tapi Mas Goen tak hendak beranjak, tetap melihatnya dengan kacamata kuda.

Banyak yang lalu bertanya atas sikapnya yang memang tidak menjelaskan sebenarnya akan ketidaksukaannya itu. Semua dibuat tidak jelas, semua diharap mau mengerti tentangnya, meski tak paham tangisannya itu untuk apa.

Sepertinya Mas Goen tengah memainkan dramaturgi Erving Goffman, yang menampilkan “pertunjukan” tidak saja dari panggung depan, tapi juga panggung belakang. Panggung depan sudah muncul lewat tangisan, grenengan dan wajah yang tertekuk. Termasuk juga ketidaksukaannya pada Jokowi, dan itu soal Gibran.

Panggung depan acap tak menjelaskan apa-apa, kecuali sekadar trik mengaburkan makna sebenarnya dari agenda besar yang mau diraih. Agenda yang justru berkebalikan dengan tangisan yang seolah penyesalan.

Sedang panggung belakang memunculkan makna tersirat lebih luas, dan lebih pada motif politik. Itulah agenda sebenaranya. Memang perlu analisa lanjutan, namun meski tipis-tipis, itu bisa terlihat senyatanya. Dan, itu tentang pilihan politik, dan dukungannya pada Ganjar Pranowo. Kita pun jadi mafhum akan tangisannya itu. **

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *