Hasad adalah sifat tercela yang menentang keputusan Allah terhadap salah seorang hamba-Nya. Pelaku nya akan membenci nikmat yang Allah turunkan terhadap seseorang dan ia berharap nikmat tersebut lenyap darinya. Padahal ini tidak menambah apapun kepada si pelaku hasad selain dosa. Ini adalah sebuah penyakit jiwa yang timbul karena lemahnya rasa keimanan serta ketaqwaan kepada Rabbul ‘Alamin. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللّٰهُ بِهٖ بَعْضَكُمْ عَلٰى بَعْضٍ ۗ لِلرِّجَالِ نَصِيْبٌ مِّمَّا اكْتَسَبُوْا ۗ وَلِلنِّسَاۤءِ نَصِيْبٌ مِّمَّا اكْتَسَبْنَ ۗوَسْـَٔلُوا اللّٰهَ مِنْ فَضْلِهٖ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمًا
Janganlah kamu berangan-angan (iri hati) terhadap apa yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. Bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. An-Nisa’ [4]: 32)
Hasad bisa timbul di hati setiap orang, namun orang-orang beriman akan menepisnya, lalu melimpahkan harapan dan doa yang lebih banyak kepada Allah. Namun, ada beberapa hasad yang memang diperbolehkan. Rasulullah ﷺ bersabda,
لاَحَسَدَ إِلاَّ فِى اثْنَتَيْنِ رَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ مَالاً فَسَلَّطَهُ عَلّى هَلَكَتِهِ فِى الْحَقِّ وَرَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ حِكْمَةً فَهُوَ يَقْضِى بِهَا وَيُعَلِّمُهَا
Tidak ada hasad kecuali kepada dua orang,yang pertama; kepada seseorang yang telah diberi harta kekayaan oleh Allah dan ia habiskan dijalan yang benar, yang kedua; kepada seseorang yang telah diberi hikmah (ilmu) oleh Allah dan ia memutuskan perkara dengannya serta mengajarkannya (HR. Bukhari No. 73 & HR. Muslim No. 816).
Hasad yang baik ini, yang mana para ulama menyebutnya juga dengan “Ghibthah”, tidak termasuk kedalam keinginan akan hilangnya nikmat dari saudara kita. Namun, menginginkan agar Allah melimpahkan ilmu dan harta yang sama kepada kita agar kita bisa memanfaatkannya di jalan Allah.
Allahu Ta’ala A’lam bishawab
———————
Dari Abu Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu ia berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Barangsiapa menunjukkan suatu kebaikan, maka ia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang melakukannya.” (HR. Muslim no. 1893)
Oleh: Ustadz Khalid Basalamah