Kisah Abu Nawas: Kelabui Balik Tabib Palsu, Abu Nawas Dapat Ratusan Dinar

Abu Nawas Kelabui Balik Tabib Palsu
ilustrasi: Abu Nawas Kelabui Balik Tabib Palsu
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Mendengar kabar itu, sang tabib tertawa mengejek, “Memangnya Abu Nawas sakti? Menyembuhkan dirinya saja tidak bisa,” balas sang tabib dengan terus tertawa.

“Bukan masalah sakti atau tidaknya tuan, tapi di depan rumah Abu Nawas terpajang papan yang bertuliskan, ‘Sembuh bayar 100 dinar, kalau tidak sembuh uang kembali 1.000 dinar,” ujar sang asisten.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Oh pantas aku hari ini sepi pasien, tapi apa memang benar begitu?” tanya sang tabib penasaran.

“Saya lihat sendiri tuan, tapi anehnya pasien yang berobat ke Abu Nawas hampir semuanya sembuh dari penyakitnya,” jawab sang asisten.

Mendengar penuturan asistennya, muncul sifat asli tabib palsu. Ia berencana menipu Abu Nawas.

“Beberapa hari ke depan untuk sementara kita tutup dulu. Biarlah Abu Nawas yang membuka praktik pengobatan,” ucap sang tabib kepada asistennya.

“Memangnya kenapa tuan?” tanya asistennya penasaran.

“Aku punya rencana untuk menipu Abu Nawas. Aku pasti akan mendapatkan 1.000 dinar,” jawab tabib palsu itu.

“Tapi bagaimana caranya?” tanya sang asisten bertambah penasaran.

“Begini, aku akan berobat ke tempat Abu Nawas. Aku akan berpura-pura sakit pada indera perasa lidahku. Kalau ditanya sembuh atau tidak, tentu saja aku akan mengatakan tidak, karena yang tahu sembuh atau tidaknya kan hanya aku,” paparnya.

“Dengan begitu, aku bisa dapat dengan mudah mendapat 1.000 dinar,” kata sang tabib menjelaskan.

Singkat cerita, datanglah tabib palsu itu ke rumah Abu Nawas. “Hai, Abu Nawas. Aku ingin berobat kepadamu,” kata sang tabib.

“Bukankah kau seorang tabib? Kenapa malah berobat kemari?” tanya Abu Nawas.

“Iya benar, tapi di tempatku tidak ada obatnya, makanya aku datang ke sini,” jawab sang tabib.

“Memangnya kamu sakit apa?” tanya Abu Nawas lagi.

“Begini, Abu Nawas. Entah kenapa lidahku mati rasa. Aku tidak bisa merasakan apa-apa,” kata sang tabib berpura-pura mengeluh.

Tapi, Abu Nawas menangkap firasat kurang baik. Ia yakin kalau tabib palsu itu hendak menipunya. “Aku tidak akan tertipu untuk yang kedua kalinya, justru kedatanganmu sudah aku tunggu-tunggu,” ucap Abu Nawas dalam hati.

Lalu Abu Nawas menyuruh sang tabib untuk menunggunya di ruang pengobatan. Abu Nawas segera memeras buah jeruk yang sangat asam dan menuangnya ke dalam gelas. Lalu gelas tersebut diberikan kepada sang tabib.

“Ini obatnya sudah jadi, minumlah,” ucap Abu Nawas.

Ketika sang tabib meminumnya, mukanya mendadak berkerut menahan rasa kecut. “Kamu menipuku ya? Ini bukan obat, tapi air jeruk yang sangat kecut,” kata tabib itu emosi.

“Alhamdulillah, berarti lidahmu sudah tidak lagi mati rasa. Sekarang bayar ongkos berobatnya,” pinta Abu Nawas.

“Waduh, aku keceplosan. Gagal rencanaku,” pikir sang tabib palsu.

Ia pun terpaksa memberikan uang 100 dinar kepada Abu Nawas. Tapi sang tabib tidak putus asa, ia terus berusaha agar bisa mendapatkan 1.000 dinar.

Hari berikutnya ia kembali mendatangi Abu Nawas. “Hai, Abu Nawas. Aku mau berobat lagi,” kata sang tabib palsu.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *