Kultum 321: Syafaat Rasulullah di Hari Kiamat

Syafaat Rasulullah di Hari Kiamat
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Pembaca yang dirahmati Allah,

Hajinews.co.id – Dalam berbagai kesempatan, kita sudah pernah mendengar tentang syafaat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam di hari Kiamat nanti. Namun di berbagai kesempatan yang lain pula, kita juga mendengar bahwa yang namanya syafaat itu hanya milik Allah Subhanahu wata’ala. Lantas, bukankah dua pernyataan ini merupakan dua hal yang kontradiksi? Artinya, kalau syafaat itu hanya milik Allah, bagaimana Rasulullah bisa memberi syafaat?

Syafaat Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam pada hari Kiamat kelak, adalah syafaat yang disimpan atau ditabung Nabi untuk umatnya kelak di hari Kiamat. Hal ini benar adanya sebagaimana diriwayatkan dalam berbagai hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam. Artinya, Allah pada hari Kiamat nanti Allah Subhanahu wata’ala memuliakan NabiNya untuk memberikan syafaat kepada umatnya, baik secara khusus maupun secara umum.

Syafaat secara bahasa artinya adalah ‘genap’, antonim dari ‘tunggal’. Kenapa dinamakan syafaat? Karena yang memohon atau yang menginginkan sesuatu memohon kepada seseorang, lalu orang tersebut mengajukan hajat atau permohonannya. Jadi tindakan orang lain yang mengjukan permohonan tersebut dinamakan bantuan atu syafaat. Dan yang dimaksud dengan syafaat Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam adalah bahwa Nabi memohon kepada Allah Subhanahu wata’ala agar memberikan kemuliaan, agar menyegerakan pengadilan pada ‘Yaumul Mahsyar’ pada hari Kiamat kelak, sehingga umat manusia berbondong-bondong datang kepada para Nabi mereka masing-masing. Karena para nabi itu tidak bisa memohonkan karena alasan tertentu, maka mereka semua datang kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam.

Kemudian Nabi datang bersujud seraya memuji Allah Subhanahu wata’ala, kemudian memohon kepada Allah agar Allah menyegerakan pengadilan terhadap mereka. Atas dasar ini  para ulama menyebutkan syafaat itu adalah “do’a Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam” pada hari Kiamat kelak untuk umatnya dan termasuk juga untuk manusia yang lain. Hal ini adalah suatu kebenaran yang telah jelas dalilnya didalam hadits-hadits yang shahih. Bahwa syafaat pada hakikatnya adalah milik Allah Subhanahu wata’ala semata, sebagaimana firman Allah,

قُل لِّلَّـهِ الشَّفَاعَةُ جَمِيعًا

Artinya:

Katakanlah “Hanya kepunyaan Allah syafa’at itu semuanya” (QS. Ar-Ra’d, ayat 44).

Akan tetapi Allah Subhanahu wata’ala memuliakan seseorang yang dipilih dan yang dikehendaki untuk diizinkan memberikan syafaat dan memuliakan orang yang diberi syafaat; dengan izin Allah Subhanahu wata’ala. Hal ini juga bisa kita pahami dari riwayat berikut,

لِكُلِّ نَبِيٍّ دَعْوَةٌ يَدْعُوهَا فَأُرِيدُ أَنْ أَخْتَبِئَ

دَعْوَتِي شَفَاعَةً لِأُمَّتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Artinya:

Setiap Nabi memiliki do’a yang dia panjatkan, maka aku berkeinginan untuk menyimpan do’aku sebagai syafa’at bagi umatku (HR. Muslim).

Jadi dalam hal ini, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mengkhususkan do’a beliau, tidak untuk di dunia ini, tapi beliau tunda sampai hari Kiamat nanti sebagai syafaat bagi umat beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam. Hal ini telah dijelaskan di dalam hadits-hadits yang shahih bahwa syafaat yang akan Allah berikan kepada Nabi Sallallahu ‘alaihi wasallam secara umum terbagi menjadi dua syafaat (1) syafaat yang khusus bagi beliau, dan (2) syafaat yang Allah berikan kepada Nabi-Nabi yang lain. Adapun syafaat yang Allah berikan khusus kepada Nabi Muhammad itu di antaranya adalah syafaat untuk umat beliau yang pelaku dosa yang telah masuk neraka disebabkan dosanya. Kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam memohon kepada Allah agar Allah mengeluarkan mereka dari neraka.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *