Kultum 333: Toleransi Dalam Al-Qur’an dan Hadits

Toleransi Dalam Al-Qur’an dan Hadits
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Pembaca yang dirahmati Allah,

Hajinews.co.id – Berikut beberapa ayat Al-Qur’an teantang toleransi yang bisa dijadikan dasar dasar untuk bersikap terhadap apa yang kita hadapi. Dalam hal toleransi terhadap sesama umat atau antar umat beragama, Allah berfirman,

قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ . لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ .

وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ . وَلَا أَنَا عَابِدٌ

مَا عَبَدْتُمْ . وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ .

لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ

Artinya:

Katakanlah (Muhammad), ‘Wahai orang-orang kafir! Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah, dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah, dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah, untukmu agamamu, dan untukku agamaku’ (QS. Al-Kaafirun, ayat 1 – 6).

Berdasarkan 6 ayat tersebut, kita bisa menyimpulkan dan bersikap bahwa tidak ada saran maupun paksaan bagi masing-masing pemeluk agama untuk mengikuti kegiatan apapun yang merupakan bagian dari kegiatan ibadah agama lain. Jadi, kalau kita sebagai umat Muslim tidak bersedia untuk menjaga gereja ketika ada perayaan Natal atau sejenisnya, ini tidak berarti bahwa kita tidak toleran. Hal itu karena perayaan Natal adalah bagian dari kegiatan ibadah agama lain.

Sementara itu, dalam ayat yang lain, Allah Subhanahu wata’ala juga menjelaskan tentang sikap toleransi dan pertolongan-Nya,

ٱلَّذِينَ أُخْرِجُوا۟ مِن دِيَٰرِهِم بِغَيْرِ حَقٍّ

إِلَّآ أَن يَقُولُوا۟ رَبُّنَا ٱللَّهُ ۗ وَلَوْلَا دَفْعُ ٱللَّهِ

ٱلنَّاسَ بَعْضَهُم بِبَعْضٍ لَّهُدِّمَتْ

صَوَٰمِعُ وَبِيَعٌ وَصَلَوَٰتٌ وَمَسَٰجِدُ

يُذْكَرُ فِيهَا ٱسْمُ ٱللَّهِ كَثِيرًا ۗ وَلَيَنصُرَنَّ

ٱللَّهُ مَن يَنصُرُهُۥٓ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَقَوِىٌّ عَزِيزٌ

Artinya:

(Yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata, ‘Tuhan kami hanyalah Allah’. Dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid-masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa (QS. Al-Hajj, ayat 40).

Selain ayat-ayat Al-Qur’an tentang toleransi di atas, Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasalam juga menyiratkan tentang toleransi dalam beberapa hadits yang telah disampaikan oleh para sahabat, misalnya,

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ

صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ اْلأَدْيَانِ

أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ قَالَ الْحَنِيفِيَّةُ السَّمْحَةُ

Artinya:

Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata; ditanyakan kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam, Agama manakah yang paling dicintai oleh Allah? Maka beliau bersabda, ‘Al-Hanifiyyah As-Samhah [yang lurus lagi toleran] (HR. al-Bukhari).

Dalam hadits di atas, kita bisa memahami bahwa sikap toleransi itu bukan saja disampaikan secara implisit tapi juga secara eksplisit. Dalam hal ini Rasulullah menggunakan kata-kata lurus dan smhah, yakni lurus dan toleran. Dalam hadits yang lain Rasulullah juga menjelaskan sikap toleransi sebagai berikut,

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

قَالَ رَحِمَ اللَّهُ رَجُلًا سَمْحًا إِذَا بَاعَ

وَإِذَا اشْتَرَى وَإِذَا اقْتَضَى

Artinya:

Bahwasanya Rasululllah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Allah merahmati orang yang memudahkan ketika menjual dan ketika membeli, dan ketika memutuskan perkara” (HR. Bukhari).

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *