Kultum 341: Beberapa Riwayat Doa Iftitah

Beberapa Riwayat Doa Iftitah
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Pembaca yang dirahmati Allah,

Hajinews.co.id – Dari berbagai macam doa iftitah yang kita kenal, ternyata ada yang salah satunya justru dimulai oleh seorang sahabat. Jadi bukan dari Rasulullah. Namun karena didengar dan dibenarkan dan dianjurkan oleh Rasulullah, maka doa iftitah ini menjadi dasar bagi para sahabat untuk melakukannya (melafalkannya) ketika shalat.

Diriwayatkan dari Ibnu Umar Radhiyallahu ‘anhu, dia mengatakan bahwa “Ketika kami tengah melaksanakan shalat bersama Rasulullah shallahu alaihi wasallam tiba-tiba ada salah seorang diantara kami mengucapkan,

لله اَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلّهِ ِكَثِيْرًا

وَ سُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا

Artinya:

Allah maha besar dengan sebesar-besarnya, dan segala puji yang sebanyak-banyaknya bagi Allah, dan Maha suci Allah sepanjang pagi dan sore (HR. Muslim, no. 99).

Mendengar ucapan (bacaan) itu, lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda  (setelah selesai shalat), “Siapakah tadi yang membaca ini dan itu?”. Salah seorang dari jamaah berkata, “Saya, wahai Rasulullah”. Lantas Rasulullah bersabda, “Saya ta’jub dengan doa itu, itu adalah doa yang dengannya pintu-pintu langit bisa terbuka”. Maka Ibnu Umar berkata, “Saya tidak pernah meninggalkan doa itu semenjak saya mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan tentang (keutamaan) doa tersebut” (HR. Muslim).

Dari riwayat tersebut bisa disimpulkan bahwa sebenarnya yang memulai doa tersebut adalah seorang sahabat (seorang jamaah) peserta shalat bersama Rasulullah. Namun karena doa iftitah tersebt didengar dan disetujui, bahkan dijelaskan keutamaannya, maka doa iftitah tersebut adalah doa yang disunnahkan dalam shalat.

Sementara itu, diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia megatakan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam diam (sejenak) pada waktu di antara takbir dan Al-Fatihah, lalu saya bertanya kepada beliau, “Apakah yang engkau baca di antara takbir dan Al-Fatihah itu, ya Rasulullah?”

Rasulullah menjawab, saya membaca,

اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ

كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ

اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنْ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى

الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنْ الدَّنَسِ اللَّهُمَّ

اغْسِلْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ

Artinya:

Ya Allah, jauhkanlah antara aku dan kesalahanku sebagaimana Engkau telah menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, sucikanlah kesalahanku sebagaimana pakaian yang putih disucikan dari kotoran. Ya Allah, cucilah kesalahanku dengan air, salju, dan air dingin (HR. Bukhari, No. 182).

Di dalam doa iftitah yang ini, terdapat keterangan bahwa hadits tersebut (di atas) diriwayatakan oleh Bukhari dan Muslim, dengan beberapa perbedaan kecil antara lafaz dari Bukhari dan Muslim. Sedangkan menurut riwayat Abu Hurairah Radiyallahu ‘anhu, doa ini termasuk doa iftitah yang pendek dan mudah untuk dihafalkan. Menurutnya, doa ini juga biasa dibaca Rasulullah Sahlallahu ‘alaihi wasllam setiap shalat wajib.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *