Hikmah Malam: Mengapa Iblis Begitu Kesal Saat Puncak Haji?

Iblis Begitu Kesal Saat Puncak Haji
Iblis Begitu Kesal Saat Puncak Haji


banner 800x800

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.idPuncak ibadah haji adalah jemaah haji wukuf di Arafah. Salah satu riwayat mengatakan bahwa iblis sangat kesal saat itu.

Iblis adalah musuh nyata manusia. Ketika dia diusir dari surga, iblis berjanji bahwa dia akan selalu menipu manusia dengan tipu muslihatnya sampai akhir dunia.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Hal ini tertuang dalam surat Al A’raf ayat 16. Allah berfirman:

قَالَ فَبِمَآ اَغْوَيْتَنِيْ لَاَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيْمَۙ ١٦

Artinya: Ia (Iblis) menjawab, “Karena Engkau telah menyesatkan aku, pasti aku akan selalu menghalangi mereka dari jalan-Mu yang lurus.

Dijelaskan dalam Kitab Ihya Ulumuddin Versi Terjemahan karya Imam Al Ghazali, berkenaan dengan ayat ini, sebagian ulama yang mengatakan iblis akan menduduki jalan menuju ke Makkah untuk menghalang-halangi muslim yang hendak melaksanakan ibadah haji.

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW pernah bersabda, “Siapa saja yang berhaji ke Baitullah, lalu ia tidak berbuat yang diharamkan dan tidak bertengkar dengan orang lain, niscaya ia akan keluar dari dosa-dosanya seperti pada hari ketika ia dilahirkan ke dunia oleh ibunya.”

Diriwayatkan Imam Malik, dalam sabdanya Nabi Muhammad SAW pernah menjelaskan bahwa iblis merasa jengkel atau kesal pada saat puncak haji yaitu hari Arafah.

مَا رُبِّيَ الشَّيْطَانُ فِي يَوْمٍ أَصْغَرَ وَلَا أَدْحَرَ وَلَا أَحْفَرَ وَلَا أَغْيَظَ مِنْهُ يَوْمَ عَرَفَةَ.

Artinya: “Aku belum pernah menyaksikan iblis terlihat begitu kecil, rendah, hina dan begitu jengkel melebihi keadaannya pada hari Arafah.” (dapat dilihat dalam Kitab Al Muwaththa’ karya Imam Malik)

Ternyata alasan iblis merasa sangat jengkel pada hari Arafah karena Allah SWT menurunkan keagungan rahmat-Nya dan ampunan-Nya atas segala dosa orang yang berhaji. Iblis merasa jengkel dan marah melihat orang-orang mukmin mendapatkan ampunan dari Allah SWT.

Pada sebuah hadits diterangkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, “Sebagian dari dosa itu tidak akan terampuni kecuali dengan wukuf di Padang Arafah.”

Diriwayatkan dari Imam Al-Baihaqi, Nabi Muhammad SAW pernah menjelaskan mengenai orang yang melaksanakan haji dan umrah kemudian meninggal dunia maka ganjaran baginya adalah surga tanpa hisab (perhitungan).

Rasulullah SAW bersabda, “Siapa saja yang meninggalkan rumahnya untuk berhaji atau menjalankan ibadah umrah, namun ia ditakdirkan meninggal dunia di tengah perjalanan, niscaya dituliskan baginya pahala sebagaimana orang yang berhaji atau berumrah sampai hari kebangkitan kelak. Siapa saja yang meninggal dunia pada salah satu tanah haram (tanah suci Makkah maupun Madinah), niscaya ia tidak akan dihisab dan tidak akan diperhitungkan perbuatannya, lalu dikatakan kepadanya, ‘Masuklah ke surga’.”

Diterangkan dalam buku Fikih Madrasah Tsanawiyah oleh Zainal Muttaqin dan Amir Abyan, wukuf di Padang Arafah merupakan inti dan kunci ibadah haji.

Wukuf dilaksanakan pada waktu puncak ibadah haji yakni pada 9 Zulhijah setelah tergelincir matahari (waktu Zuhur) sampai terbit fajar tanggal 10 Zulhijah (Idul Adha). Apabila seseorang yang ketinggalan wukuf di Padang Arafah maka ibadah hajinya batal.

Selama menunggu masuk waktu wukuf, jemaah haji dianjurkan untuk memperbanyak zikir kepada Allah SWT dengan membaca takbir, tahmid, istigfar dan bacaan-bacaan lain sampai masuk waktu wukuf.

Wallahu a’lam.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *