Ketika Nabi SAW Menunaikan Haji Wada Bersama 100.000 Sahabat

Nabi SAW Menunaikan Haji Wada
Haji Wada
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Rasulullah SAW mengucapkan niat sa’i. Beliau kemudian naik ke Bukit Shafa, memandang ke Ka’bah menghadap kiblat sambil mengagungkan Allah SWT.

لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Artinya: “Tidak ada Tuhan (Yang Mahakuasa dan berhak disembah) melainkan Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Miliknya semua kekuasaan dan milik-Nya semua pujian dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tidak ada Tuhan (Yang Mahakuasa dan berhak disembah) melainkan Allah Yang Maha Esa. Dia menepati janji-Nya, memenangkan hamba- Nya dan mengalahkan sendiri musuh-musuh yang bersekutu.”

Rasulullah SAW dari Bukit Shafa menuju Bukit Marwah yang berjarak 390 meter, demikian terus beliau lakukan berulang kali sebanyak 7 kali.

Selanjutnya, pada hari Kamis, Rasulullah SAW pergi menuju Mina, di sana beliau melaksanakan salat Zuhur, Ashar, Magrib, Isya, dan esok paginya bertolak menuju Arafah.

Di Arafah Rasulullah SAW berkhotbah di hadapan para pengikutnya, berisi prinsip-prinsip dasar ajaran Islam, hak asasi manusia (laki-laki dan perempuan), pembatalan riba, dan kegiatan jahiliah.

Setelah khotbah, Rasulullah SAW kembali ke tempat semula mengendarai unta, ketika wukuf ini Rasulullah SAW menerima wahyu terakhir (menurut sebagian ulama). Wahyu yang dimaksud adalah firman Allah SWT dalam surah Al-Maidah ayat 3,

حُرِّمَتْ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةُ وَالدَّمُ وَلَحْمُ الْخِنْزِيْرِ وَمَآ اُهِلَّ لِغَيْرِ اللّٰهِ بِهٖ وَالْمُنْخَنِقَةُ وَالْمَوْقُوْذَةُ وَالْمُتَرَدِّيَةُ وَالنَّطِيْحَةُ وَمَآ اَكَلَ السَّبُعُ اِلَّا مَا ذَكَّيْتُمْۗ وَمَا ذُبِحَ عَلَى النُّصُبِ وَاَنْ تَسْتَقْسِمُوْا بِالْاَزْلَامِۗ ذٰلِكُمْ فِسْقٌۗ اَلْيَوْمَ يَىِٕسَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ دِيْنِكُمْ فَلَا تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِۗ اَلْيَوْمَ اَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَاَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ الْاِسْلَامَ دِيْنًاۗ فَمَنِ اضْطُرَّ فِيْ مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لِّاِثْمٍۙ فَاِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ ٣

Artinya: “Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, dan (daging hewan) yang disembelih bukan atas (nama) Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang (sempat) kamu sembelih. (Diharamkan pula) apa yang disembelih untuk berhala. (Demikian pula) mengundi nasib dengan azlām (anak panah), (karena) itu suatu perbuatan fasik. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu. Oleh sebab itu, janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu. Maka, siapa yang terpaksa karena lapar, bukan karena ingin berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Setelah Magrib, beliau meninggalkan Arafah, menuju ke Muzdalifah, dalam perjalanan ini Rasulullah SAW membonceng Usamah bin Zaid yang berusia sekitar 20 tahun.

Tiba di Muzdalifah beliau segera menjamak takhir Magrib dan Isya, usai salat beliau berbaring. Setelah salat Subuh melanjutkan perjalanan menuju Masjidil Haram. Ketika tiba di satu bukit bernama Quzah, beliau menghadap kiblat sambil berdoa dan mengagungkan Allah SWT.

Beliau lantas melanjutkan perjalanan menuju Mina untuk melontar jumrah. Ketika tanggal 10 Zulhijah, Rasulullah SAW melontar jumrah aqabah dengan tujuh batu kecil sebesar biji kurma. Setiap batu yang dilontarkan disertai ucapan takbir. Setelah itu, Rasulullah SAW ber tahallul dengan mencukur rambut.

Rasulullah SAW kemudian melanjutkan aktivitasnya ke tempat penyembelihan kurban. Di sana Nabi Muhammad SAW menyembelih 63 ekor unta dari seratus ekor yang dibawa dari Madinah.

Selesai memotong hewan kurban, Rasulullah SAW bersama rombongan kembali ke Makkah, melakukan tawaf ifadhah. Setelah melakukan serangkaian ibadah beliau mengunjungi bani Abdul Muthalib yang bertugas melayani minuman jemaah.

Rasulullah SAW bersabda, “Timbalah dari sumur zamzam, seandainya aku tidak kuatir orang menduga bahwa menimba dari sumur zamzam merupakan bagian dari ibadah haji, yang mengakibatkan kalian terdesak oleh banyaknya orang, niscaya aku akan menimba bersama kalian.”

Mereka kemudian menyuguhkan air zamzam kepada Rasulullah SAW dan beliau meminumnya.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *