Mengapa Orang Tidak Boleh Pelit Tapi juga Tidak Boleh Boros? Ini Kata Buya Yahya

Tidak Boleh Pelit Tapi juga Tidak Boleh Boros
Buya Yahya
banner 678x960

Hajinews.co.idPelit dan boros merupakan perilaku yang sebaiknya dihindari karena keduanya mempunyai dampak negatif yang signifikan. Orang pelit cenderung melestarikan sumber daya, yang berdampak pada keberlanjutan dan pembangunan ekonomi dan sosial.

Di sisi lain, orang boros menghabiskan terlalu banyak uang tanpa perencanaan, yang berujung pada kesejahteraan dirinya sendiri dan menimbulkan kesulitan di masa depan.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Keseimbangan antara kedua hubungan ini sangat penting agar kita dapat mengelola sumber daya dengan bijak, menjaga aliran perekonomian dan menjamin keberlanjutan dan kemajuan secara keseluruhan.

Menurut Buya Yahya, hidup tidak boleh diwarnai dengan sifat pelit dan pemborosan. Kedua sifat tersebut dapat mempengaruhi kelestarian dan kemajuan kehidupan manusia.

“Dalam hidup itu adalah tidak boleh kita pelit, tidak boleh berlebihan. Untuk lestarinya kehidupan, manusia itu harus dijauhkan dari orang pelit dan orang boros,” ujar Buya Yahya.

Begini Efek Orang Pelit

Ia menjelaskan bahwa orang pelit menghentikan kelestarian sesama. Sementara itu, orang boros mematikan kemajuan diri sendiri.

“Orang pelit ini menghentikan kelestarian sesama. Kalau orang boros mematikan kemajuan diri, akhirnya setelah itu berakhir kisahnya,” jelasnya.

Menurut Buya Yahya, keseimbangan adalah kunci dalam menjaga kehidupan. Jika seseorang terlalu pelit, tidak akan ada perkembangan ekonomi karena uang hanya disimpan tanpa diputar.

“Kalau dalam dunia bisnis misalnya, dia menyimpan duitnya saja di rumah, nggak berputar maka nggak akan terjadi perkembangan ekonomi,” terangnya.

Sebaliknya, orang yang terlalu boros akan menghabiskan semua yang dimiliki tanpa aturan dan akhirnya tidak bisa berkembang.

Boros Begini Konsekuensinya

“Orang yang boros, pol-polan tidak jelas, maka mematikan dirinya sendiri. Setelah itu, dia nggak akan berkembang lagi,” tambah Buya Yahya.

Buya menegaskan bahwa keseimbangan dalam pengeluaran adalah kunci untuk kelangsungan hidup yang lebih baik.

“Seorang itu harus menggabungkan antara jangan terlalu boros, boros keluar tanpa aturan, kemudian juga tidak boleh pelit, sedang-sedang,” ujar Buya Yahya.

Dalam ceramah ini, Buya Yahya mengajak umat Islam untuk menjaga keseimbangan dalam kehidupan sehari-hari. Tidak berlebihan dalam mengeluarkan uang, tetapi juga tidak pelit.

“Makanya harus ada adil. Kalau orang pelit menjadikan lestari sesama, enggak ada. Orang pelit kalau dalam dunia bisnis misalnya, dia menyimpan duitnya saja di rumah, nggak berputar maka nggak akan terjadi perkembangan ekonomi,” jelasnya.

Buya Yahya menekankan bahwa dengan keseimbangan, seseorang dapat menjaga kelestarian hubungan sosial dan ekonomi, serta memajukan diri sendiri tanpa merusak keuangan. ”

Menggabungkan antara jangan terlalu boros, boros keluar tanpa aturan, kemudian juga tidak boleh pelit, sedang-sedang,” pungkasnya.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *