Hoaks, Artikel Soal China Ingin Bunuh 20.000 Pasien Virus Corona

Artikel hoaks dari situs AB-TC City News menyebutkan China minta izin Mahkamah Agung untuk membunuh 20.000 pasien virus Corona baru. (Foto/africacheck.org)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, hajinews.id – Adanya suatu artikel bahwa pemerintah China tengah meminta persetujan dari pengadilan untuk melakukan pembunuhan massal pada orang yang terinfeksi virus corona membuat heboh banyak orang.

Kabar tersebut diterbitkan oleh situs AB-TC (alias City News), pada 5 Februari lalu. Dalam artikel itu mereka menuliskan bahwa China sedang meminta persetujuan pihak pengadilan untuk membunuh lebih dari 20.000 pasien virus corona guna mencegah penyebaran virus corona agar tak meluas.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Pengadilan tertinggi di China, Supreme People’s Court, diharapkan memberikan persetujuan untuk pembunuhan massal pasien virus corona di China. Hal itu dilakukan sebagai cara yang pasti untuk mengendalikan penyebaran virus mematikan.

AB-TC.com alias City News juga menulis bahwa China hampir kehilangan pekerja kesehatannya akibat virus corona. Mereka menyebut bahwa setiap hari setidaknya 20 petugas kesehatan tertular virus yang mematikan itu.

Namun apakah benar semua pemberitaan itu? Seperti dilansir dari Snopes, semua yang ditulis di situs tersebut diduga kuat bukan berita asli. Meskipun situs ABTC tidak menyebut kontennya sebagai fiksi, ada beberapa hal janggal dan bahaya terkait keabsahan pelaporan media ini.

Situs itu diisi dengan berita yang tidak benar.  Pada Juli 2010 mereka menulis bahwa Pelatih New York Giants Pat Shurmur telah meninggal. Faktanya, dia masih hidup sampai saat ini dan dipekerjakan sebagai koordinator ofensif untuk Denver Broncos pada Januari 2020.

Situs itu juga telah mempublikasikan artikel bohong tentang “restoran kanibal”, kabar bohong kematian tentang pasangan selebriti, tweet dari Presiden AS Donald Trump, dan artikel berita sampah yang secara palsu mengklaim bahwa Pangeran Andrew melakukan bunuh diri.

Situs ini sebelumnya juga menyebarkan informasi yang salah tentang virus corona, atau penyakit pernapasan akut 2019-nCoV. Pemerintah Singapura merilis pernyataan pada 30 Januari 2020, untuk membantah klaim yang diterbitkan dalam laporan ABTC:

Pada 30 Januari 2020, sebuah situs bernama ‘City News‘ menerbitkan sebuah artikel berjudul: “BREAKING NEWSSingapura mencatat enam kasus virus corona, total 16 sekarang” mengklaim bahwa lima orang Singapura telah terjangkit virus corona Wuhan tanpa pergi ke China. Tapi semua itu dibantah oleh Pemerintah Singapura.

Selain itu artikel ABTC juga tidak pernah disertai dengan byline atau nama penulisnya. Sebaliknya, mereka hanya menulis “koresponden lokal.” Dengan kata lain, situs ini tidak memiliki rekam jejak berita asli yang baik.

Selain rekam jejak menyebarkan informasi yang salah, ada juga beberapa hal meragukan pada artikel AB-TC tentang pembunuhan massal pasien virus corona. Misalnya, seperti sebagian besar artikel lain di situs tidak mengandung tautan balik ke bukti pendukung.

Bahkan ketika artikel menyebutkan sumber sekunder, seperti “dokumen” atau “konferensi pers,” mereka tidak memberikan bukti untuk menunjukkan bahwa semua data ini benar-benar ada atau terjadi.

AB-TC melaporkan bahwa “negara” atau “pengadilan” atau “pejabat” membuat pernyataan, tetapi tidak memberikan kutipan atau nama langsung dalam laporannya.

Kemudian, tidak ada outlet berita yang kredibel yang menerbitkan laporan berisi klaim ini. The New York Times melaporkan pada 6 Februari 2020, bahwa seorang pejabat senior di Tiongkok “memerintahkan pihak berwenang di Kota Wuhan untuk segera mengumpulkan semua penduduk yang telah terinfeksi virus corona dan menempatkan mereka di rumah sakit terisolasi, karantina atau yang ditunjuk. Laporan itu, tentu saja, tidak menyebutkan” pembunuhan massal. ”

Karena klaim yang mereka buat tidak didukung oleh laporan berita kredibel lainnya, sejauh yang bisa disimpulkan bahwa informasi dalam artikel tersebut tidak benar.

Selain itu, jika pemerintah China meminta izin kepada pengadilan atau Mahkamah Agung untuk membunuh 20.000 orang, itu sudah pasti akan menjadi berita luar biasa internasional. Faktanya, tak ada berita semacam itu. Di situs  Mahkamah Agung China juga tidak menyebutkan kasus ini.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menerbitkan laporan situasi harian tentang wabah Coronavirus jenis baru, 2019-nCoV. WHO memberikan statistik pada kasus dan kematian, dan dampak sesuai perkembangan baru.

Jika China berusaha membunuh 20.000 orang sebagai cara untuk menghentikan penyebaran virus, WHO pasti akan melaporkannya. Faktanya, WHO tidak menyebutkan hal itu dalam pembaruan laporannya. Tidak benarnya artikel di AB-TC itu juga sudah diteliti oleh situs web cek fakta Afrika, africacheck.org. (rah/ berbagai sumber)

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *