Puasa Itu Menyehatkan Begini Penjelasan Ilmiahnya

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id,- Rasulullah SAW mengatakan: summu tasikhu, berpuasalah agar kamu sehat. Pernyataan ini secara ilmiah benar adanya, tentu jika sesuai dengan tata cara puasa yang benar sesuai dengan hadits yang lain: yakni puasa itu dilakukan dengan iimaanan wahtisaaban, karena panggilan iman dan mengharap pahala dari Allah SWT. Sesuai dengan protapnya. Syarat dan rukunnya.

Puasa berarti menahan diri dari godaan hawa nafsu, seperti nafsu makan, minum, birahi dan amarah. Puasa dilakukan sejak terbitnya fajar hingga tenggelamnya matahari. Dengan berpuasa, umat muslim diharapkan bisa meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Melansir Al Jazeera (20/4/2020) puasa tidak hanya bentuk ibadah yang eksklusif bagi umat muslim. Bangsa Yunani kuno juga mengenal puasa untuk kesehatan tubuh. Di era kiwari atau modern, para ilmuwan juga merekomendasikan puasa untuk kesehatan fisik dan mental. Ilmuwan modern memperkenalkan metode puasa intermiten, metode ini menganjurkan menahan makan dan minum selama 12, 16, atau 24 jam pada suatu waktu.

Bentuk lain, yang dikenal sebagai puasa 5: 2, mendukung pembatasan kalori antara 500 hingga 600 kalori selama 36 jam, dua kali seminggu. Pada 2012, Michael Mosley merilis film dokumenter televisi berjudul Eat, Fast, and Live Longer dan menerbitkan buku terlarisnya The Fast Diet, keduanya berdasarkan pada konsep 5: 2 puasa intermiten.

“Dalam The Fast Diet, saya menganjurkan bentuk puasa yang disebut ‘makan terbatas waktu’. Mirip dengan bentuk puasa yang dilakukan oleh umat Islam selama Ramadhan. Manfaat yang telah terbukti, yakni peningkatan kualitas tidur dan penurunan risiko kanker, khususnya, kanker payudara.” kata Mosley.

Manfaat berpuasa

Para ahli juga menemukan bahwa membatasi asupan makanan di siang hari dapat membantu mencegah masalah kesehatan seperti kolesterol tinggi, penyakit jantung dan obesitas, serta meningkatkan kesehatan mental. Dengan tidak mengonsumsi makanan apa pun, tubuh dapat berkonsentrasi untuk membuang racun karena puasa memberi waktu istirahat pada sistem pencernaan.

“Puasa memungkinkan usus untuk membersihkan dan memperkuat lapisannya. Ini juga dapat merangsang proses yang disebut autophagy, yang mana sel membersihkan diri dan menghilangkan partikel yang rusak dan berbahaya,” kata Claire Mahy, seorang Ahli Gizi.

Para ilmuwan juga telah mempelajari hubungan antara diet, kesehatan usus dan kesehatan mental. Mosley juga menjelaskan bahwa puasa bermanfaat untuk pelepasan BDNF, faktor penyebab penurunan kualitas neurotropik di otak. “Puasa telah terbukti melindungi sel-sel otak dan dapat mengurangi depresi dan kecemasan, serta risiko demensia,” tambah Mosley. Puasa, jika dilakukan dengan tepat juga bermanfaat mengurangi lemak dan menambah massa otot.

Tidak semua orang mampu berpuasa Seperti halnya pola diet lainnya, tidak semua orang bisa atau cocok untuk menerapkan puasa. Individu dengan gangguan kesehatan tertentu harus berkonsultasi dengan dokter sebelum mencoba berpuasa. Hal ini perlu diperhatikan karena ada beberapa efek samping yang mungkin timbul. “Puasa dapat menyebabkan kadar glukosa dalam darah (BGL) rendah, yang menyebabkan berkurangnya konsentrasi dan meningkatnya kelelahan,” kata ahli gizi Nazmin Islam.

Ini yang Terjadi dengan Tubuh Kita Nazmin menambahkan bahwa penurunan berat badan yang berkelanjutan hanya dimungkinkan dengan puasa rutin. Penurunan berat badan selama Ramadhan dapat dengan mudah hilang apabila seseorang kembali lagi ke pola makan hariannya. “Namun, manfaat puasa lebih besar daripada yang efek negatifnya. Dalam jangka panjang, puasa, jika dilakukan dengan benar, dapat meningkatkan sistem pencernaan seseorang dan metabolisme tubuh secara keseluruhan,” kata Nazmin.

(wallahu a’lam/dbs).

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *