Hikmah Siang: Manisnya Beribadah

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



HAJINEWS.ID,- Semua orang bisa menikmati manisnya beribadah asal orang itu tahu rahasianya. Sebaliknya banyak orang tidak merasakan nikmatnya beribadah karena ibadah hanya sekadarnya saja, mungkin sekadar menggugurkan kewajiban.

Sejatinya rasa nikmat atau kelezatan itu muaranya adalah di hati dan perasaan kita, dan bukan di indera kita yang lima. Bagi kebanyakan manusia, mungkin duren adalah buah yang lezat dan nikmat dikarenakan aromanya yang harum dan rasanya yang sangat memanjakan lidah. Tapi bayangkan bagi sebagian orang yang benci terhadap si duren ini, jangankan memakannya, menciumnya saja sudah serasa ingin muntah.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Mungkin ada baiknya kita simak sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini;

ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ بِهِنَّ حَلَاوَةَ الْإِيمَانِ: مَنْ كَانَ اللهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الْكُفْرِ بَعْدَ أَنْ أَنْقَذَهُ اللهُ مِنْهُ، كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ

Tiga sifat yang jika ada pada diri seseorang, ia akan meraih manisnya iman, Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dari selain keduanya, ia mencintai seseorang, tidaklah mencintainya melainkan karena Allah,  ia membenci untuk kembali kepada kekafiran  setelah Allah menyelamatkannya darinya sebagaimana ia benci apabila dilempar ke dalam neraka.” (HR. Muslim no. 67)

Rasulullah juga bersabda,

عَنِ الْعَبَّاسِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ، أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ: «ذَاقَ طَعْمَ الْإِيمَانِ مَنْ رَضِيَ بِاللهِ رَبًّا، وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا، وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولًا

“Akan merasakan manisnya iman, seorang yang ridha Allah sebagai Rabbnya, Islam sebagai agamanya, dan Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai rasul.” (HR. Muslim no. 56)

Pada dua hadits tersebut di atas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan bahwasanya iman itu rasanya manis dan bisa dirasakan oleh kita. Rasa manis ini tentu saja hanya bisa dinikmati oleh orang-orang yang jujur kecintaannya terhadap Allah dan RasulNya, sebagaimana yang dijelaskan di dalam hadits. Orang-orang fasiq, ahli maksiat, terlebih orang kafir, tentu saja tidak dapat menikmati lezatnya iman tersebut.

Kalau memang iman itu manis, lezat dan bisa dirasakan kenimatanya oleh kita. Maka begitu pula ibadah-ibadah yang kita kerjakan. Karena ibadah, baik ibadah lahiriyah dan batiniah, adalah bagian dari iman.

Sebagai contoh, dalam masalah shalat. Baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi kita suri tauladan dalam meraih nikmatnya ibadah shalat.

Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim Rahimahumallah membawakan suatu hadits di kitab Shahih mereka, dari sahabat Al-Mughirah bin Syu’bah radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dikarenakan banyaknya beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengerjakan shalat malam, sampai-sampai telapak kaki beliau bengkak. Maka beliaupun ditanya apa motivasi beliau melakukan itu, padahal dosa-dosa beliau sudah diampuni oleh Allah, baik yang telah berlalu maupun yang akan datang, maka Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menjawab;

أَفَلَا أَكُوْنُ عَبْدًا شَكُوْرًا؟

“Apakah aku tidak boleh menjadi hamba yang bersyukur.” (HR. Al-Bukhari no. 4836 dan Muslim no. 2819)

Lalu muncul pertanyaan di benak kita, bagaimana mungkin Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bisa merasakan nikmatnya shalat malam jika kaki beliau saja bengkak-bengkak. Maka jawabanya seperti yang kami sampaikan di atas. Bahwasanya kenikmatan itu bermuara di hati, sekalipun anggota tubuh yang lain merasakan penderitaan tapi jiwa ini merasakan kenikmatan.

 

Wallahu a’lam (fur/dbs).

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *