Lima Salat dalam Al-Qur’an

Lima Salat dalam Al-Qur’an
foto: salat / unsplash
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Ketiga, Salat orang riya’. Salat orang riya’ ini mirip-mirip dengan Salat orang munafik. Salat yang dilakukan karena ingin dilihat oleh orang lain, bisa menjerumuskan kepada kemunafikan. Karena itulah, Salat ini justru menyebabkan pelakunya mendapatkan kecelakaan.

فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang salat,” (al-Ma’un: 4)

الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ

“(yaitu) orang-orang yang lalai dari salatnya,” (al-Ma’un: 5)

الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ

Orang-orang yang berbuat riya,” (al-Ma’un: 6)

Keempat, Salat orang mabuk. Karena mabuk, Salat ini tidak dipahami oleh orang yang mengerjakannya. Ia tidak tahu apa yang dibaca. Karena itu, pada saat minuman keras belum diharamkan, Salat tidak boleh dikerjakan dalam keadaan mabuk.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَقْرَبُوا الصَّلَاةَ وَأَنْتُمْ سُكَارَىٰ حَتَّىٰ تَعْلَمُوا مَا تَقُولُونَ وَلَا جُنُبًا إِلَّا عَابِرِي سَبِيلٍ حَتَّىٰ تَغْتَسِلُوا ۚ وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَىٰ أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَفُوًّا غَفُورًا

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu Salat , sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.” (al-Nisa’: 43)

Agar Salat bisa dipahami dengan baik, tahu apa maksud bacaan-bacaan di dalamnya, maka setiap mukmin wajib mempelajari bahasa Arab. Jika tidak, maka sangat rentan masuk dalam kategori orang yang salatnya seperti Salat orang mabuk. Mengerjakan Salat dengan bacaan lengkap, tetapi bacaan di dalamnya tidak dipahami maksudnya.

Kelima, Salat orang musyrik. Salat ini tidak berdasarkan perintah Allah, melaikan memakai selera atau aturan sendiri. Bahkan di antara yang dilakukan oleh orang-orang musyrik adalah bersiul dan tepuk tangan. Bahkan dilakukan dengan dalam keadaan telanjang.

وَمَا كَانَ صَلَاتُهُمْ عِنْدَ الْبَيْتِ إِلَّا مُكَاءً وَتَصْدِيَةً ۚ فَذُوقُوا الْعَذَابَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُونَ

“Sembahyang mereka di sekitar Baitullah itu, lain tidak hanyalah siulan dan tepukan tangan. Maka rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu.” (al-Anfal: 35).

Karena Salat adalah pertemuan dengan Allah, bahkan banyak ulama’ menyebutnya sebagai mi’raj orang-orang beriman, maka Salat harus dilaksanakan sebagaimana ketentuan dari Allah.

Dengan mengikuti aturan main itulah, diharapkan Salat bisa menjadi sarana untuk mendapatkan ridla Allah Swt.. Wallahu a’lam bi al-shawab.