Ustadz Adi Hidayat: Tidurnya Orang Puasa Adalah Ibadah Itu Hadis Palsu!

Ustadz Adi Hidayat: Tidurnya Orang Puasa Adalah Ibadah Itu Hadis Palsu!
Ustadz Adi Hidayat
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews – Pendakwah Ustadz Adi Hidayat menegaskan, hadis yang menyebutkan tidurnya orang puasa adalah ibadah merupakan hadis palsu.

Hal itu disampaikan oleh Ustadz Adi Hidayat melalui kanal YouTube Shirathal Mustaqim.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Dalam video tersebut, awalnya ada seorang jemaah yang menanyakan mengenai hadis tersebut.

“Apakah hadis yang menyebutkan tidurnya orang puasa adalah ibadah termasuk hadis sahih?” tanya jemaah seperti dikutip, Senin (19/4/2021).

Ustadz Adi Hidayat dengan tegas menjelaskan bahwa hadis tersebut merupakan hadis yang tidak sahih. Bahkan, hadis tersebut merupakan hadis palsu.

Menurutnya, banyak orang yang malas mempergunakan hadis tersebut sebagai pembenaran. Padahal sesungguhnya tidak ada hadis seperti itu

“Kami sampaikan dan kami tegaskan, hadis yang dimaksud itu palsu. Bukan hadis sahih, tapi hadis palsu. Bahkan bukan cuma palsu tapi palsu banget,” tegas Ustadz Adi Hidayat.

Ia menjelaskan, hadis tersebut memiliki sejumlah permasalahan mulai dari riwayat perawi hingga makna yang bertentangan dengan semangat Ramadan itu sendiri.

Pertama, riwayatnya bermasalah. Kedua, mohon maaf, itu bertentangan dengan semangat Ramadan. Nabi meminta kita untuk meningkatkan ibadah, lalu Anda mengambil alasan untuk keluar dari semangat itu,” ungkapnya.

Ustadz Adi Hidayat juga menyinggung soal tulisan Syekh Mustafa Abdul Aziz Ath Tholabulusi dalam kitab Ash Shiyam mengenai kewajiban berpuasa bagi umat Muslim.

Perintah wajib menjalankan puasa diturunkan kepada Nabi Muhammad saat Perang Badar berlangsung.

“Saat turun perintah itu, masyaAllah, mereka berjuang di bulan Ramadan dengan panas terik. Masih ada juga yang berperang di Perang Badar,” ungkapnya.

Dalam kondisi yang berat tersebut, para sahabat Nabi tetap berjuang untuk menjalankan kewajiban melakukan puasa.

“Anda bisa bayangkan, Ramadan, Perang Badar, panas terik, aktivitas meningkat. Yang puasa, yang salat, yang baca Al-Qur’an, mereka sahabat, ahli surga sebagian mereka masuk surga tanpa hisab,” tuturnya.

Oleh karenanya, Ustadz Adi Hidayat menilai hadis tidurnya orang puasa adalah ibadah hanyalah alasan yang dipakai oleh orang-orang yang ingin menghindari ibadah di bulan Ramadan.

“Maka tiba-tiba muncul orang-orang belakangan, sahabat (Nabi) bukan, tabiin bukan, tidak dekat dengan Allah, pahala belum banyak, belum ada jaminan surga, lantas Anda ingin menghindari. Nabi mengatakan tingkatkan ibadah, Anda (malah) menghindari ibadah dengan alasan tidur. Maka bagaimana Anda katakan itu hadis? Mustahil!” tukasnya.

Sumber: repelita

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *